Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Figur Pemimpin yang Bisa Mengubah Keadaan Saatnya Mengisi di 2019
Oleh : Irawan
Minggu | 01-04-2018 | 09:00 WIB
fahri_nitizen2.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Banten - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berharap agar pemimpin ke depan memiliki kultur seorang 'jawara' yang pemberani, gentleman dan siap menanggung resiko apa yang telah dilakukannya secara terbuka. Bukan kultur 'orang nggak jelas' yang kini tengah berkembang di Indonesia.

"Kultur 'orang nggak jelas' ini dalam berbagai dimensi, mulai dari kelaminnya sampai pikirannya tidak jelas alias dangkal dan selalu memancarkan kebohongan," kata Fahri Hamzah dalam acara Netizen #NgopiBarangFahri jilid 9, yang digelar di Banten, Sabtu (31/3/2018).

Fahri terang-terangan mengaku paling tidak suka dengan tipe pemimpin yang memiliki kultur 'orang nggak jelas'. Bahkan, dirinya mengajak para netizen untuk melawan kultur 'orang nggak jelas' yang dumaksudnya.

"Mikir itu kayak bener-bener mikir, padahal nggak mikir. Gitu loh. Kultur nggak jelas ini harus dilawan, dan saya paling nggak suka dengan kultur baru ini," ucapnya.

Apalagi, lanjut politisi PKS ini, kalau berbohong sudah menjadi kebiasaan seorang pemimpin, maka bisa rusak negara ini.

"Daftar kebohongannya kentara sekali. Tapi dengan daftar kebohongannya kentara, dia masih mau maju lagi. Jadi ini personaliti kepemimpinan yang rusak, nggak perlu dipilih," ucap Fahri.

Fahri juga mengatakan, masyarakat Banten bisa berbangga diri karena memiliki kultur 'jawara', yang harus terus dikembangkan. Kultur jawara ini merupakan khasana Indonesia yang tidak boleh hilang.

"Saya bukan orang Banten, tapi persepsi saya tentang jawara itu adalah orang-orang yang pemberani, gentleman dan siap menanggung resiko apa yang dia lakukan secara terbuka dan berani," ungkapnya.

Terakhir, Anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyarankan agar rakyat Indonesia mencari penguasa yang kira-kira bisa merubah keadaan. Karena yang ada saat ini, sudah jelas tidak bisa merubah keadaan, dan tidak punya proposal untuk merubah keadaan.

"Sudah saatnya, kita mencari figur pemimin yang bisa merubah keadaan untuk menjadi lebih baik. Bukan pemimpin yang nggak jelas, dan dangkal pemikirannya," pungkas Fahri.

Editor: Surya