Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia akan Hadir di Bogor Mei Mendatang
Oleh : Redaksi
Minggu | 11-03-2018 | 08:30 WIB
ulama_dunia.jpg Honda-Batam
Ilustrasi ulama dunia

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sebanyak 50 ulama dan cendikiawan Muslim dari berbagai dunia akan hadir dalam acara Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia pada 1-3 Mei 2018 di Bogor, Jawa Barat dengan salah satu agenda membahas Islam moderat.

KTT Bogor tersebut akan dihadiri antara lain Imam Masjidil Haram Syaikh Saleh bin Abdullah bin Hamid, Imam Masjidil Aqso Syaikh Muhammad Ahmad Husein dan Mufti Libanon Syaikh Abdulatif Daryan.

Selain itu, akan hadir pula Cendekiawan Muslim Kanada Jamal Badawi, Sekjen Konferensi Muslim Eropa Muhammad Bechari dari Prancis, Sekjen Liga Dunia Islam Muhammad Abdul Karim Al Isa, tokoh ulama Iran Syaikh Ayatullah Ali Taskhiri, Mufti Rusia Syaikh Ravil Ismagiloviich dan Ketua Muslim Jepang Amin K Tokomasu.

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin mengatakan KTT Bpgor itu sekaligus menjadi ajang promosi mengenai Islam moderat di Indonesia.

"Sistem kenegaraan Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mencerminkan nilai-nilai Islam yang wasathiyah," kata dia.

Salah satu tamu yang juga akan hadir dalam KTT itu adalah tokoh Islam, Syaikh Abdullah bin Bayah. Syaikh Abdullah bin Bayah adalah tokoh ulama terkemuka di dunia dan juga Ketua Forum Promosi Perdamaian di Masyarakat Muslim yang berada di Abu Dhabi.

Bin Bayah menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Presiden Joko Widodo atas undangan acara KTT Bogor. Syaikh bin Bayah memberikan apresiasi kepada umat Islam Indonesia,yang dikenal selalu menampilkan Islam sebagai agama kasih sayang dan perdamaian.

Menurut dia, umat Islam Indonesia dapat menjadi contoh bagi umat Islam dunia lainnya.

Taliban tolak
Sementara itu, Taliban telah menyuarakan penolakan mereka terhadap penyelenggarakan konferensi perdamaian para ulama yang akan dihelat di Bogor. Indonesia telah menyatakan siap untuk menjadi tuan rumah dalam konferensi tersebut.

Pada Sabtu (10/3)/2018, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan konflik Afghanistan bukan hanya sebuah masalah yang rumit tapi juga masalah utama bagi seluruh umat Islam. Menurutnya, gerakan militan ini telah mengembangkan sistem yang tepat di Afghanistan, namun Amerika Serikat (AS) telah menghancurkannya.

"Dengan memberikan legitimasi kepada pemerintahan di Kabul dan dengan upaya propagandanya, AS ingin menipu negara-negara Muslim. Pertemuan para ulama di Indonesia atau beberapa negara Islam lainnya merupakan langkah yang menyesatkan," ujar Mujahid dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan laman Pajhwok.

Taliban mendesak negara-negara Islam agar tidak mendukung konferensi ulama ini dan juga menghindar untuk berpartisipasi di dalamnya. Bulan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan konferensi ini akan dihadiri oleh sejumlah ulama dari tiga negara, yaitu Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan.

Pemerintah Afghanistan menyambut baik acara tersebut, tetapi Pakistan belum memberikan tanggapan. Menurut JK, konferensi ulama ini sangat penting bagi proses perdamaian di Afghanistan yang telah mengalami konflik berkepanjangan selama 40 tahun antara Mujahidin dan Taliban.

"Jadi bagaimana antara pemerintah dan Taliban ini dipertemukan pendapatnya lewat ulama," kata JK, dalam forum Kabul Process Conference. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah membahas persiapan untuk acara tersebut, yang dijadwalkan akan dihelat pada 15-19 Maret mendatang.

Sumber: Republika.co.id
Editor: Surya