Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nilai Ekspor Industri Furniture Naik 20 Persen
Oleh : Andri Arianto
Selasa | 11-01-2011 | 16:31 WIB

Jakarta, batamtoday - Industri furniture di Indonesia mengalami kenaikan nilai ekspor sebesar 20 persen dengan nilai USD 2,70 miliar. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Assosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo).

Demikian dikemukakan Ambar Tjahyono, Ketua Asmindo dalam rilisnya hari ini.

Menurutnya, sikap pesimis berbagai pihak akan kinerja ekspor terbantahkan dengan hasil itu. Selama ini lanjutnya, memang banyak pihak yang pesimis sebab begitu banyak kendala seperti diberlakukannya (CAFTA (China-Asean Free Trade Area), krisis ekonomi yang melanda Yunani sehingga  merembet ke Spanyol, Portugal dan Itali.

“Dari dalam negeri kami terganjal oleh kenaikan tarif dasar listrik dan penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS yang cukup signifikan,” tegasnya.

Ambar mengakui bahwa secara jujur diketahui bahwa pemerintah tidak memiliki tenaga pemasar internasional. Dia mengklaim Asmindo yang menggelar pameran di sejumlah negara menjadi ujung tombak pemasaran sehingga kinerjanya cukup menggembirakan.

Dia menjelaskan bahwa nilai ekspor produk furnitur selama tahun lalu masih didominasi produk furnitur kayu yang memberikan kontribusi sebesar 58%. Sementara itu, produk furnitur logam, plastik, dan bambu relatif kecil.

Menurut Ambar, 10 besar negara tujuan utama ekspor masih didominasi pasar Amerika Serikat yang mencapai 26,8% disusul Jepang 10,88% dan Perancis sebesar 9,77%. Negara Eropa lainnya relatif kecil, sedangkan untuk Australia dan Asia masih di bawah 5%.

Dominasi pasar ekspor ke Amerika Serikat diamini oleh Tanjila Islam, CEO Tiger Trade yang menjadi mitra Asmindo dalam memasarkan produk-produknya.

“Kami optimal membantu pemasaran produk dari anggota Asmindo, maklumnya Indonesia kurang dikenal di pasar AS,” katanya.

Di tengah meningkatnya ekspor produk furnitur secara umum, namun dari bahan rotan justru anjlok 17,76% karena tersaingi oleh rotan sintetik yang terus menguasai pangsa pasar rotan dunia. Itulah sebabnya Asmindo akan mengangkat kembali kejayaan rotan denan promosi besar-besaran dalam berbagai pameran lokal dan global.

Asmindo meminta kepada pemerintah untuk menjadikan rotan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia seperti halnya batik.

'The real rattan is Indonesia' karena 85% rotan yang beredar di pasar dunia dari hutan Indonesia.