Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hanya Tumbuh 2,01 Persen

Pertumbuhan Ekonomi Kepri 2017 Berada pada Titik Terendah
Oleh : Ismail
Senin | 05-02-2018 | 15:38 WIB
BPS-Panusunan13.gif Honda-Batam
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Panusunan Siregar. (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tahun 2017 lalu terbilang tahun yang berat bagi Provinsi Kepulauan Riau. Dimana pertumbuhan ekonomi mengalami titik terendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Betapa tidak, pada semester pertama tahun 2017 lalu, Kepri meraih rekor perdana dengan menyentuh titik terendah pertumbuhan ekonomi yakni pada angka 1,52 persen atau peringkat ke 33 dari 34 Provinsi se-Indonesia.

Untuk menyeimbangkan pertumbuban ekonomi Kepri, Pemprov berupaya keras agar pertumbuhan tersebut berada di titik aman. Namun, secara kumulatif dan hingga akhir Desember 2017, tak banyak yang bisa dicapai.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Kepri mulai Januari-Desember 2017 masih melambat sebesar 2,01 persen. Angka tersebut tergolong melambat dibandingkan pertumbuhan tahun 2016 sebesar 5,02 persen.

Kepala BPS Kepri, Panusunan Siregar mengungkapkan, hingga akhir Desember 2017 posisi Kepri masih bertahan pada peringkat kedua terendah se-Indonesia. Sementara pengaruhnya untuk peningkatan ekonomi nasional tidak lebih dari 10 persen.

"Kita berharap tanda-tanda perbaikan nantnya sudah tampak pada 2018 ini," katanya, usai pres rilis di Kantor BPS Kepri, Jalan Ahmad Yani Tanjungpinang, Senin (5/2/2018).

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonimi Kepri pada tahun ini, Panusunan menyarankan, agar Pemprov Kepri bisa lebih menekan beberapa sektor lain, selain mengandalkan sektor manufaktur. Seperti, sektor perikanan.

Diakuinya, selama ini sektor perikanan hanya menyumbang 0,25 persen terhadap angka ekspor Kepri. Padahal, melihat dari potensi yang ada saat ini, jika dimaksimalkan sektor perikanan bisa menyumbang angka lebih tinggi dari saat ini.

"Memang andalan kita masih manufaktur. Tapi jangn lupa kita juga berpotensi dibidang perikanan," tegasnya.

Ia menambahkan, kendati mengalami perlambatan secara kumulatif, namun pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV tahun lalu tumbuh sebesar 2,57 persen. Pertumbuhan pada priode tersebut didorong oleh pertumbuhan kategori Industri Pengolahan yang memberikan andil pertumbuhan sebesar 1,48 persen. Dari sisi Pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumsi Rulmah Tangga memberikan andil pertumbuhan ekonomi terbesar yaitu 2,48 persen.

Editor: Yudha