Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Takut Dirazia di Malaysia, Imigran Gelap Myanmar Lari ke Batam
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Rabu | 21-12-2011 | 16:26 WIB

BATAM, batamtoday - Puluhan imigran gelap asal Myanmar yang berhasil diamankan pihak Imigrasi Klas I Khusus Batam ini mengakui kalau kedatangan mereka ke Batam karena takut terjaring dalam razia yang akan dilakukan Pemerintah Malaysia pada awal tahun 2012 mendatang.

Hampir seluruh imigran ini telah tinggal lebih dari satu tahun di Johor Bahru Malaysia, dan mereka adalah pengungsian dari negara asal untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak di negeri orang. Keseharian dari mereka ini bekerja sebagai buruh bangunan, pekerja kebun sawit dan pekerja pabrik di Malaysia.

"Saya sudah menetap selama tiga tahun di Johor, tapi karena tidak ada dokumen resmi maka saya ikut lari ke Batam karena akan ada sweeping dari Pemerintah Malaysia," ujar Muhammad Anwar, salah satu imigran kepada batamtoday di tempat penampungan sementara di Hotel Kolekta, Rabu (21/12/2011).

Anwar menambahkan, sudah biasanya Pemerintah Malaysia selalu melakukan razia besar-besaran terhadap para pekerja asing di negara mereka pada awal tahun, dan karena takut tertangkap dan dipenjara akhirnya dirinya ikut kabur ke Batam.

"Selain itu kedatangan saya ke Indonesia juga ingin mencari istri dan anak saya," terangnya.

Selama tiga tahun tinggal di Johor, Anwar telah menikah dengan tenaga kerja asal Indonesia dan kini istrinya tersebut telah pulang ke kampung halamannya di Jawa Barat.

Untuk bisa sampai ke Batam, Anwar dan para imigran lain harus membayar sebesar 200 hingga 300 Ringgit Malaysia sebagai ongkos naik kapal kayu menuju Batam dari salah satu pelabuhan tikus di daerah Johor dan berangkat pada malam hari untuk menghindari aparat keamanan.

"Kami harus bayar 300 Ringgit agar bisa sampai ke sini, dan harus melawati perjuangan berat karena sebelum naik kapal harus berenang dulu ke tengah laut begitu juga sampai di sini," katanya.

Sementara itu, beberapa imigran lain mengatakan Batam bukanlah tujuan utama mereka melainkan tempat transit sebelum ke negara tujuan utama mereka Australia.

Hingga berita ini diturunkan seluruh imigran gelap asal Myanmar ini masih ditempatkan di Hotel Kolekta dan akan segera diperiksa, jika dari hasil pemeriksaan terbukti bersalah maka akan diproses sesuai hukum dan dikirim ke Rudenim Tanjungpinang.