Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Distako Batam Hanya Mampu Bangun Setengah Sekolah
Oleh : Yoseph Pencawan
Senin | 19-12-2011 | 14:38 WIB

BATAM, batamtoday - Dinas Tata Kota (Distako) mengakui tidak mampu membangun satu sekolah pun di Kota Batam sepanjang tahun ini dengan dalih keterbatasan anggaran.

"Anggaran satu USB (unit sekolah baru) butuh Rp6 miliar. Kemarin hanya tersedia anggaran Rp3 miliar, jadi kami lelang Rp3,4 miliar, dapat penawaran Rp2,9 miliar sehingga itu hanya dapat diselesaikan setengah USB dengan 14 lokal," ujar Gintoyono Batok, Kepala Distako Batam hari ini, Senin (19/12/2011).

Akhir pekan lalu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin mengungkapkan, pemerintah kota hampir dipastikan akan kembali gagal membangun unit sekolah baru (USB) di Batam sepanjang 2011.

Dalam APBD 2011 Disdik mengajukan pembangunan sembilan unit sekolah baru, namun hanya empat saja yang mendapat alokasi lahan, baik dari Dinas Pertanahan maupun dari Badan Pengusahaan Batam.

Keempat sekolah yang diprioritaskan itu antara lain SLTP Negeri 45 di daerah Tanjungsengkuang, SLTP Negri 43 di Legenda, SLTP Negri 44 di Dapur 12 dan SD Negri 07 di Sei Daun.

Walaupun sudah mendapat alokasi lahan dan anggaran, pembangunan keempat USB yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota (Distako) tersebut hingga pertengahan Desember ini belum ada yang rampung.

Sehingga hampir dipastikan pada tahun ini Pemko Batam akan kembali gagal membangun sekolah baru dimana pada 2010 lalu pembangunan USB juga tidak berhasil ada yang dilakukan.

"Tahun lalu pembangunan sekolah baru juga batal semua. Persoalannya sepertinya hanya masalah teknis. Di Sei Daun misalnya, Distako bilang sulit membangun sekolah di lokasi itu karena elevasi tanahnya lebih rendah dari jalan, padahal di situ ada kantor kecamatan berlantai tiga. Jadi sebenernya kan bisa," keluh Muslim.

Karena itu Musim Bidin menilai hembatan pembangunan gedung sekolah baru hanya diakibatkan masalah teknis perencanaan fisik pembangunan.

Namun Gintoyono menepis penilaian itu. Dia menegaskan pihaknya kesulitan membangun gedung sekolah baru karena keterbatasan anggaran.

"Karena keterbatasan anggaran kemarin, kami jadi hanya dapat menyelesaikan satu," ujarnya.

Gedung sekolah yang bisa dikerjakan pada tahun ini adalah SD negeri yang berada di daerah Sei Plunggut, meski hanya sebanyak 14 dari 28 ruang kelas yang direncanakan dan diperkirakannya akan rampung pada 28 Desember 2011 sesuai perjanjian dengan pihak kontraktor.

"Sekarang pembangunannya sudah 86 persen. Jadi Insya Allah selesai dan sudah bisa digunakan ditahun belajar 2012, tanggal 9 Juni," katanya.

Sedangkan tiga sekolah lagi yang batal dibangun pada tahun ini menurutnya akan diusulkan lagi pembangunannya pada 2012, yakni gedung sekolah di daerah Sei Daun, Batam Kota dan dapur 12.

Gintoyono juga menepis pernyataan Muslim Bidin yang mengatakan bahwa Pemko Batam berkewajiban membangun empat sekolah per tahun berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Batam.

Sehingga jika gagal membangun empat sekolah pada tahun ini, maka tahun depan Pemko wajib menggandakan jumlah pembangunannya menjadi delapan gedung sekolah baru.

"Enggak wajib membangun empat sekolah baru karena tergantung dengan anggaran yang tersedia," kelit Gintoyono.