Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Sanggup Bayar Persalinan Rp 50 Juta, Bayi Ini Ditahan Rumah Sakit Elisabeth
Oleh : CR17
Rabu | 03-01-2018 | 14:50 WIB
ditahan_rs_.jpg Honda-Batam
Inilah bayi mungil bernama Muhammad Rizki yang masih ditahan di RS Elisabeth. (Foto: CR-17)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bayi munggil bernama Muhammad Rizki, buah hati pasangan Efendi dan Aprelia, masih berada di ruang ICU Rumah Sakit Elisabeth, Lubuk Baja, Batam.

Keberadaan Muhammad Rizki, yang lahir pada Kamis (21/12/2017) lalu, hingga saat ini masih tertahan di rumah sakit karena kedua orang tuanya belum mampu untuk membayar seluruh biaya persalinan dan perawatan yang diterima anaknya.

"Sebenarnya anak saya ini sudah memiliki kartu BPJS. Tapi pihak BPJS sendiri menolak klaim, sehingga seluruh biaya dialihkan menjadi pasien umum," ungkap Ayah Muhammad Rizki, Efendi.

Warga Tiban Danau, Kecamatan Sekupang, ini menuturkan, jauh sebelum proses kelahiran anaknya, ia telah melakukan proses pengurusan administrasi untuk BPJS Mandiri.

"Tapi tampaknya Tuhan berkehendak lain, sehingga anak kami lahir sebelum pengurusan kartu peserta selesai. Saya sendiri sudah berkali-kali balik ke kantor BPJS, mengingat bahwa pengurusan kartu anak saya masih dalam proses pengurusan, harusnya hal ini masih masuk menjadi tanggungan," lanjutnya.

Efendi menjelaskan, hingga saat ini biaya persalinan hingga perawatan sudah mencapai angka lebih dari Rp 50 juta. Angka fantastis ini dikarenakan, saat ini anaknya sendiri masih harus mendapatkan perawatan di ruang ICU Rumah Sakit.

"Anak saya tidak bisa lahir normal, perkiraan sebenarnya dia lahir pada bulan Januari. Tapi karena sang ibu tiba tiba terkena hepatitis B, dan di dalam kandungan si bayi sudah dalam kondisi terlilit tali pusar dan ari-ari, sehingga harus dilakukan operasi darurat di tanggal 25 Desember," tuturnya.

Ia mengaku terpaksa mengambil tindakan itu, dikarenakan tidak ingin kehilangan istri dan anaknya. Tidak hanya itu, setelah operasi ia baru mengetahui bahwa pihak rumah sakit memasukkan istrinya menjadi pasien umum, bahkan setelah ia menunjukkan berkas pengurusan BPJS Mandiri anaknya.

"Saya gak tahu lagi mau buat apa mas, uang tunai saya saat ini hanya Rp 10 juta. Saya sudah minta tolong BPJS Kesehatan dan rumah sakit, tapi dua-duanya menolak, dan tetap mempertahankan istri saya menjadi pasien umum,"

Tidak ingin menyerah, ia bahkan berusaha meminta bantuan kepada anggota DPRD Batam dan Walikota Batam. Namun, kembali ia harus menerima kenyataan pahit karena sebagai masyarakat kecil ia mendapat penolakan.

"Bayangkan mas, dua hari berturut-turut saya mengadu ke dewan tidak ada tanggapan apapun. Bahkan ketua DPRD mengelak dan melarikan diri lewat pintu lain, saat mengetahui saya menunggu. Begitu juga dengan anggota Dewan lainnya yang selalu menggelak, dan mengatakan bahwa sedang berada di luar kota,"

"Kemudian saya coba meminta bantuan ke Walikota, malah saya hanya ditemui oleh staf-nya dan diberikan amplop berisi uang," paparnya.

Upaya yang dilakukan Efendi untuk menemui anggota DPRD dan Walikota sendiri, bukanlah hanya untuk meminta uang. Efendi hanya ingin meminta bantuan untuk mencari jalan keluar.

Editor: Dardani