Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelaku Serangan Teror di Mesjid Sinai Bawa Bendera ISIS
Oleh : Redaksi
Sabtu | 25-11-2017 | 19:38 WIB
bom-di-mesir.jpg Honda-Batam
Para korban serangan teror di Mesjid Rawdah, Sinai Utara, Pelaku dikabarkan membawa bendera ISIS. (AFP/Stringer)

BATAMTODAY.COM, Mesir - Kantor Kejaksaan Mesir menyatakan pelaku serangan seusai salat Jumat di Mesjid Rawdah membawa bendera milisi negara Islam (ISIS). Dalam sebuah pernyataan yang dilansir Sabtu (25/11), Kejaksaan menyebut serangan itu dilancarkan oleh sekitar 25-30 orang.

Para pelaku sebagian mengenakan topeng dan seragama ala militer, mengepung mesjid, memblokir jendela dan pintu masuk lalu menembaki ke dalam mesjid menggunakan senapan otomatif. Pernyataan tersebut mengutip hasil penyelidikan dan wawancara dengan sejumlah penyintas yang luka-luka.

"Jumlahnya sekitar 25 sampai 30 orang, membawa bendera Daesh, dan mengambil posisi di pintu mesjid dan 12 jendelanya dengan senapan otomatis," kata Kejaksaan seperti dilaporkan Reuters, Sabtu (25/11).

Menurut kantor berita Mesir, Ahram, jumlah korban dalam serangan teror seusai salat Jumat di Mesjid Rawdah, 40 kilometer sebelah barat Ibukota Sinai Utara, El-Arish, meningkat menjadi 305 orang. Jumlah tersebut termasuk 27 anak-anak. Sedangkan 128 jemaah lainnnya luka-luka.

Dalam tragedi tersebut jemaah langsung berlarian karena panik setelah mendengar ledakan bom sesaat setelah salat Jumat (24/11). Ledakan bom menghancurkan sebagian gedung mesjid.

Korban kian bertambah lantaran jemaat yang berusaha menyelamatkan diri lalu diberondong tembakan milisi di pintu ke luar. Para saksi menyatakan para penyerang mengepung Mesjid Rawdah dengan jip-jip.

Para saksi mengatakan sekitar 40 milisi telah siap di posisi masing-masing di luar mesjid dengan jip lalu menembaki para jemaah yang panik dari segala arah.

"Empat kelompok pria bersenjata menyerang jemaah di dalam mesjid seusai salat Jumat. Dua kelompok menembaki ambulans untuk mencegah mereka mendekat," kata Mohamed, seorang saksi seperti dilaporkan Reuters, Sabtu (25/11).

"Mereka mengenakan topeng dan seragam militer," kata Magdy Rizk, korban luka-luka seperti dilaporkan AFP.

Serangan teror yang terburuk di Mesir itu menuai kecaman dari seluruh dunia. Presiden Joko Widodo turut mengutuk serangan tersebut.

Mesti tidak ada warga Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden tersebut, Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Kairo meminta seluruh WNI di Mesir untuk waspada dan menghindari wilayah-wilayah yang rawan menjadi target teror.

Sinai Utara yang membentang dari Kanal Suez ke wilayah timur hingga Jalur Gaza dan Israel, telah lama menjadi masalah bagi aparat keamanan Mesir karena rawan penyelundupan.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mendapat dukungan dari pemimpin suku Bedouin yang membantu militer melacak rute penyelundupan senjata yang digunakan milisi.

Kelompok milisi setempat Ansar Bayt al-Maqdis, yang pernah berafiliasi dengan Al Qaeda, memisahkan diri dan mendeklarasikan kepatuhan (bayat) kepada Negara Islam (ISIS) pada 2014. (nat)

Sumber: Reuters
Editor: Udin