Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Saat Rapat dengan Aliansi Buruh

Terima SMS Provokatif, Wagub Kepri Berang
Oleh : Charles/Dodo
Senin | 05-12-2011 | 18:47 WIB
Ditengah_Rapat_Pembahasan_Revisi_UMK_Batam_Wagub_Kepri_sempat_Berang_akibat_adanya_SMS_Provokasi_yang_menyebut_Revisi_Batam_tidak_disetujui_Gubernur.JPG Honda-Batam

Ditengah Rapat Pembahasan Revisi UMK Batam Wagub Kepri sempat Berang akibat adanya SMS Provokasi yang menyebut Revisi Batam tidak disetujui Gubernur

TANJUNGPINANG, batamtoday - Di tengah berlangsungnya rapat antara Gubernur Kepri dengan Aliansi Serikat Pekerja yang meminta revisi SK Gubernur tentang UMK Batam di Gedung Daerah Tanjungpinang pada Senin (5/12/2011), Wakil Gubernur Kepri HM Surya Respationo sempat berang lantaran menerima pesan singkat bernada provokasi.

Isi pesan singkat bodong itu berbunyi "Revisi SK UMK-Batam tidak disetujui Gubernur," dan dalam SMS tersebut juga meminta agar buruh melakukan aksi demo serta melawan aparat keamanan dalam memperjuangkan UMK.

Kontan saja, selain membacakan SMS provokasi yang masuk ke dalam telepon genggamnya, Soerya juga sempat marah, dan menanyakan pada seluruh anggota serikat yang hadir dalam rapat saat itu, apakah ada mengirimkan SMS pada rekan-rekannya di Batam.

"Sebelum rapat ini, dilanjutkan, saya mau nanya, apakah ada orang yang di dalam ruangan ini yang mengirimkan SMS ke teman-teman di Batam, karena barusan ini, saya menerima SMS gelap, yang bunyinya memprovokasi, seolah-olah rapat ini tidak menghasilkan keputusan," kata Soerya dengan nada tinggi, yang membuat sejumlah anggota aliansi buruh saling memandang.

Dalam kesempatan itu, Soerya yang terlihat kesal dengan SMS bodong berisi provokasi dari seseorang itu, juga kembali meyakinkan buruh agar tidak menjadi provokator. Soerya bahkan sempat menghardik para anggota aliansi buruh agar jangan saling mengancam dalam pembahasan revisi UMK Batam tersebut.

"Saya meminta agar dalam rapat ini tidak ada saling mengancam, akan menjadi begini dan begitu, karena kita dalam kesempatan ini, mencari titik solusi dan buruh juga sudah menyampaikan semua keluhan dan pandanganya atas UMK Batam, dan sebagaimana yang disampaikan Gubernur, Pemerintah Provinsi Kepri tidak alergi atau mau melakukan revisi," ujarnya.

Hanya, tambah Soerya, yang perlu dibicarakan dan dimusyawarahkan dalam kesempatan ini adalah bagaimana teknis pelaksanaan revisi sesuai dengan aturan dan mekanisme legalitas hukum.

"Jadi tidak perlu membeberkan atau mengabarkan kepada siapa pun apalagi buruh di Batam sebelum rapat ini selesai," pungkasnya.

Tak berapa lama, setelah buruh meyakinkan bahwa mereka tidak ada mengirimkan SMS dan mempersilahkan Soerya memeriksa telepon genggam masing-masing anggota aliansi, hingga akhirnya tensi emosional Wagub terlihat mereda yang selanjutnya Soerya minta permisi keluar dan rapat dilanjutkan.