Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kepahlawanan Laksamana Malahayati Melawan Penjajah akan Difilmkan
Oleh : Redaksi
Sabtu | 11-11-2017 | 11:50 WIB
Laksamana-Malahayati.jpg Honda-Batam
Laksamana Malahayati. (Wikipedia.org)

BATAMTODAY.COM, Banda Aceh - Kisah kepahlawanan Laksamana Malahayati dalam melawan penjajahan Belanda akan segera diangkat ke layar lebar. Difasilitasi oleh TNI, film akan digarap oleh rumah produksi Keana Film.

Hal itu disampaikan oleh Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Moch Fachrudin usai upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, 10 November 2017.

"Dengan adanya film, sejarah kegigihan Laksamana malahayati tidak akan mudah dilupakan. Generasi sekarang kan mungkin tidak terlalu suka lagi membaca," kata Fachruddin.

Laksamana Malahayati, perempuan pejuang Aceh baru saja diangkat oleh Presiden Republik Indonesia menjadi pahlawan nasional. Gelar itu sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional.

Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda mengungkapkan dukungannya atas inisiatif pembuatan film Malahayati. "Karena ini akan menjadi warisan yang nantinya sangat berguna untuk anak cucu kita, bangsa dan negara," katanya.

Peringatan Hari Pahlawan Nasional di Banda Aceh ikut dimeriahkan oleh penampilan aksi drama kolosal tentang Malahayati. Para pemeran melakonkan kegigihan Malahayati dan pasukannya dalam melawan armada laut Belanda dan Portugis di Selat Malaka.

Usai upacara di Lapangan Blang Padang, TNI bersama unsur pemerintah Aceh melakukan ziarah ke Makam Laksamana Malahayati yang terletak di kawasan Krueng Raya, Aceh Besar. Semasa hidupnya, di sanalah Malahayati berdomisili memimpin pasukan yang dikenal dengan nama Pasukan Inong Balee.

Laksamana malahayati merupakan laksamana perempuan pertama di dunia. Sejumlah literatur membuktikan bagaimana Malahayati tampil sebagai sosok yang menakutkan bagi pasukan Belanda dan Portugis saat mereka berupaya menancapkan kekuasaannya di Tanah Rencong.

Dari silsilah keturunannya, Malahayati masih merupakan keluarga kesultanan Aceh, sebab ia adalah cicit dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Aceh pada tahun 1530-1539.

Suaminya juga termasuk seorang pahlawan yang begitu gigih berjuang mengusir Belanda dari tanah Aceh, hingga akhirnya meninggal ditembak musuh bersama ribuan pejuang Aceh lainnya. Kematian para pejuang itu menyebabkan banyaknya wanita Aceh yang menjadi janda.

Malahayati tidak ingin hanya tinggal diam melihat situasi itu. Ia kemudian membentuk pasukan khusus inong balee, yang anggotanya sebagian besar para janda.

Dari sekian banyak cerita heroik tentang Malahayati, salah satunya adalah cerita pertarungannya melawan komandan pasukan Belanda yaitu Jenderal Cornelis de Houtman. Pertarungan itu berakhir dengan tewasnya de Houtman di ujung pedang Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599. Peristiwa itu sempat membuat geger negara-negara Eropa, khususnya Kerajaan Belanda. Akibatnya, Malahayati ditetapkan menjadi orang yang paling diburu oleh pasukan penjajah itu.

Perjuangan Malahayati terhenti sekitar tahun 1606, setelah ia gugur saat bertempur melawan pasukan portugis di Perairan Selat Malaka. Ia dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, Krueng Raya, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh.

Sumber: Tempo.co
Editor: Gokli