Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Merapi Mengamuk Lagi, 58 Tewas Kena Wedhus Gembel dan Lahar Panas
Oleh : detikNews
Jum'at | 05-11-2010 | 06:20 WIB

Sleman-Gunung Merapi terus bergolak, sejak kedatangan Presiden   Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di pengungsian Hargobinangun beberapa waktu lau. Jumat (5/11/2010) dinihari tadi, Merapi kembali mengamuk dan menyemburkan awan panas (wedhus gembes) yang disertai lahar panas meluncur sejauh 17 km mengaliri Sungai Gendol menembus Desa Argomulyo.

Akibatnya, sebanyak 58 warga sekitar Merapi menjadi korban tewas, dan 66 orang mengalami luka bakar serius. Warga yang tewas yang kini disemayamkan di RS Sardjito, termasuk juga korban luka bakar juga dirawat di rumah sakit tersebut.

Letusan gunung berapi teraktif di dunia ini menyebabkan ribuan warga mengungsi. Jumlah korban tewas dan luka diperkirakan masih terus bertambah, karena tim evakuasi dari Kopassus masih terus menyisir di kawasan desa Umbulhardjo, Cangkringan di tepi Sungai Gendhol.

Hujan debu dan kerikil ini juga membuat warga Yogyakarta yang berjarak kurang lebih 20 km panik, dan akhirnya mengungsi. Letusan Merapi beruba material debu bercampur kerikil juga dirasakan warga Ciamis yang berjarak 150 km.

Banyaknya korban jiwa yang tewas paska meninggalnya Mbah Marijan, akibat masyarakat bandel tidak mau di evakuasi menuju tempat pengungsian. Mereka berdalih tidak mau diungsi, karena ternak-ternak mereka seperti kambing, sapi dan kerbau tidak ikut diungsikan.

Padahal masyarakat menilai ternak-ternak itu dianggap harta yang paling berharga untuk memulai hidup baru paska letusan Merapi, sedangkan harta lainnya tidak dipedulikan. Akibatnya, masyarakat mempertahankan mati-matian ternak mereka di rumah masing-masing hingga menjadi korban tewas letusan Merapi Jumat dinihari tadi. 

Korban yang tewas akibat sengatan awan panas Gunung Merapi di RS Sardjito, Yogyakarta, sementara tercatat 54 orang. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda DIY telah berhasil mengidentifikasi para korban.

"Sampai saat ini korban yang  meninggal masih 54 orang, dengan perincian 27 jenazah berjenis kelamin laki-laki, jenazah 27 perempuan, dan 7 di antaranya adalah anak-anak," ujar  Humas RS Sardjito Trisno Nugroho kepada pers di Yogyakarta, Jumat (5/11/2010).

Jenis kelamin berhasil diidentifkasi setelah petugas menemukan tanda pengenal yang terdapat di saku para korban. "Kita mengetahui identifikasi dari KTP yang ada di saku para korban, tapi untuk lebih lengkapnya nanti kita sampaikan lagi. Sampi saat ini identifikasi masih terus kita lakukan," lanjut Trisno.

Untuk korban yang luka yang dirawat di RS Sardjito, lanjut Trisno, mencapai 66 orang.  Sebagian besar korban yang dirawat tersebut mengalami luka bakar.

"Sebanyak 66 orang dirawat karena luka, dari 66 orang itu 75 persennya merupakan korban luka bakar," lanjut Trisno.

Baik korban yang meninggal maupun yang luka-luka kebanyakan berasal dari Desa Cangkringan, Pakem.

Warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya, juga mulai mendatangi RS Sardjito. Anggota Tim DVI lainnnya mengatakan, sampai saat ini ada 43 warga yang datang ke RS Sardijto untuk melaporkan kehilangan keluarga.

"Sampai pukul 11.30 WIB, ada 43 keluarga yang datang menuju RS Sardjito untuk melaporkan anggota keluarganya yang hilang," ujar anggota DVI, Dani.

Warga yang datang kebanyakan berasal dari Desa Agromulyo. Dani juga mengimbau agar warga yang merasa kehilangan keluarganya segara melaporkan ke petugas DVI yang berada di RS Sardjito.

"Ini (warga yang datang) rata-rata berasal dari Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman. Mereka datang untuk mencari keluarga mereka yang hilang sejak letusan tadi malam. Saya mengimbau bagi warga yang merasa anggota keluarganya tidak lengkap segera melapor ke sini. Kami hanya ada di RS Sardjito," imbuh Dani.

Dia juga menyarankan agar yang melaporkan kehilangan tersebut adalah anggota keluarganya langsung. Hal ini penting untuk mempermudah mengenali ciri-ciri khusus korban.

Ledakan Merapi kali ini sungguh-sungguh dahsyat pada Kamis hingga Jumat dinihari hingga menewaskan sedikitnya 54 orang. Bahkan letusan ini disebut terdahsyat sejak 1870.

Berikut ini kronologi musibah yang terus mengancam hingga hari-hari ke depan ini:

Rabu, 3 November malam 
Badan Geologi tidak bisa lagi bisa menghitung jumlah kegempaan Merapi saking meningkatnya aktivitas. Frekuensi kegempaan, termasuk awan panas, ditulis 'berentetan'.

Kamis, 4 November

Kegempaan dan awan panas masih terjadi berentetan.
 
22.30 WIB

Gemuruh kencang terdengar dari Merapi. Gemuruh didengar hingga jarak 40 km dari Gunung Merapi. Warga mulai panik, terutama yang tinggal di pengungsian.

23.00 WIB

Suara gemuruh terus terdengar dari lereng Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta. Gemuruh tersebut diduga berasal dari guguran material dan lahar dingin Merapi.

23.40 WIB

Gemuruh dari dari Gunung Merapi terdengar sangat keras. Setelah bunyi itu, Camat Pakem Budiharjo menginstruksikan pengungsi direlokasi. Pengungsi dari tiga kecamatan langsung dipindahkan.

Jumat, 5 Oktober

00.30 WIB

Ratusan pengungsi dari Desa Krinjing yang mengungsi di Kecamatan Dukun, Magelang, yang mengungsi di balai Desa Tlatar, Kecamatan Sawangan, Magelang malam ini dievakuasi menuju balai Desa Deyangan, Kecamatan Mungkit, Magelang yang berjarak 30 km dari puncak merapi.

00.45 WIB

Hujan kerikil mulai dirasakan warga. Setelah gemuruh keras disertai getaran cukup keras dari Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta, lereng Merapi dijatuhi hujan kerikil. Ribuan pengungsi berbondong-bondong turun Gunung menuju tempat yang aman.

01.00 WIB

Zona bahaya lereng Gunung Merapi diperluas menjadi 20 Km. Zona bahaya diperluas setelah terjadi gemuruh keras dan hujan kerikil di lereng Merapi. Staff Khusus Presiden Bidang Penanganan Bencana, Andi Arief mendapat laporan dari Kepala Pusat Vulkanolodi dan Mitigasi Bencana Dr Surono soal itu.

01.30 WIB

Hujan kerikil terjadi hingga kawasan UGM yang berjarak sekitar 25 km dari Merapi. Hujan kerikil bahkan dirasakan hingga selatan Yogyakarta yakni Taman Siswa, Sorosutan bahkan hingga Bantul.

02.00 WIB

Puluhan ribu pengungsi letusan Gunung Merapi memadati Stadion Maguwoharjo di Sleman, Yogyakarta. Sementara itu ribuan pengungsi lain tengah berbondong-bondong turun pos pengungsian menuju tempat relokasi pengungsian yang lebih jauh, mendekati pusat kota.

02.30 WIB

Kota Yogyakarta gelap gulita penuh abu vulkanik. Sebagian warga terjaga karena takut terjadi apa-apa. Tebalnya abu membuat proses evakuasi terhambat karena abu menutup kaca-kaca mobil. Jalur evakuasi juga gelap.

03.37 WIB

Korban luka mulai masuk ke RS Sardjito, Yogyakarta. Tak lama kemudian, sejumlah jenazah tiba di rumah sakit.

05.59 WIB

Korban tewas Merapi jadi 40 orang, puluhan lainnya luka-luka bakar sangat gawat. Korban kebanyakan bertempat tinggal di jarak 17 km dari Merapi yang sebelumnya masuk zona aman. Rumah-rumah di Cangkringan terbakar.

07.47 WIB

Bandara Adi Sutjipto ditutup mulai pukul 06.00 WIB - 09.00 WIB. Namun ternyata hingga pukul 11.00 WIB, bandara masih ditutup. Suasana gelap dan hujan abu serta pasir juga terasa di kota-kota selain Sleman seperti Purworejo, Magelang, Kulonprogo, Klaten, Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, hingga Ciamis. Kampus dan sekolah di Yogya libur.

08.38 WIB

SBY akan menggelar rapat khusus soal bencana Merapi pukul 13.30 WIB. Rakor bencana digelar di kantor Menko Kesra Agung Laksono.

09.00 WIB

Situasi di Yogyakarta masih kisruh. Abu vulkanik masih berlanjut. Pengungsi berpindah ke tempat yang lebih jauh dari Merapi seperti GOR Maguwaharjo, UGM, dan Pogung. Pengungsian di kampus UII di Jl Kaliurang yang semula dinyatakan aman, dipindah ke GOR Sleman. Asrama mahasiswa UII juga dikosongkan. Pengungsi semakin merangsek ke pusat Yogyakarta, 30 km dari Merapi.

09.06 WIB

RS Soeradji Klaten merawat 20 korban luka bakar akibat letusan Merapi.

10.00 WIB

Walhi minta SBY menetapkan status bencana nasional untuk Merapi. Korban jiwa hingga saat ini mencapai 58 orang dan 66 orang luka bakar berat.

11.21 WIB

Bandara Adisutjipto memutuskan menutup bandara hingga jam kantor berakhir pada pukul 21.00 WIB. Kapan bandara dibuka lagi, menunggu perkembangan nanti malam hingga besok pagi