Pembuatan Kapal MV Iriana Hemat Devisa Negara Rp260 Miliar
Oleh : CR-14
Sabtu | 25-03-2017 | 15:26 WIB
kapaliriana.jpg

Kapal MV Iriana saat diresmikan. (Foto: CR-14)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menteri Perindustrian RI, Erlanga Hartanto meresmikan peluncuran kapal MV Iriana di galangan kapal PT Sumber Marine Shipyard Tanjunguncang Batam, Sabtu (25/3/2017).

 

Kapal MV Iriana adalah kapal angkut semen curah yang dikerjakan oleh PT Sumber Marine Shipyard galangan kapal Tanjunguncang, Batam.

Kapal ini merupakan kapal angkut semen curah yang pertama dibuat di Indonesia dengan sistem Electric Propulsion. Di mana kapal dengan panjang 117 meter, lebar 25,6 meter dan tinggi 9,5 meter, dengan kapasitas 9.300 ton, digerakkan dengan tenaga electric bukan dengan bahan bakar minyak.

Selain Batam atau Indonesia kapal MV Iriana baru ada di Jepang dan Taiwan yang sebelumnya telah memproduksi kapal yang sejenis. Dengan teknologi electric propulsion, kapal ini lebih hemat bahan bakar minyak (BBM) dan ramah lingkungan. Sebab baling-baling kapal akan digerakkan oleh tenaga listrik yang dihasilkan dari electric motor.

"Saya sangat bangga melihat produk Indonesia, dengan melihat kapal ini, berarti produk Indonesia tidak kalah dengan produk negara lain, kapal ini juga dibangun menggunakan bahan baja yang terbaik di Indonesia," ujarnya saat memberikan kata sambutan.

Erlanga Hartanto juga mengapresiasi para pekerja kapal dan pihak perusahaan karena pengerjaan kapal diselesaikan kurang dari satu tahun sehingga menghemat devisa negara.

"Pembuatan kapal ini harus diapresiasi karena pengerjaannya kurang dari 12 bulan sehingga menghambat devisa negara senilai Rp260 miliar," ujarnya lagi.

Sementara di tempat yang sama Haneco, Owner PT Sumber Marine Shipyard, menjelaskan kapal MV Iriana, murni hasil karya anak bangsa Indonesia yang dibangun mulai dari awal sampai dengan selesai.

Kapal MV Iriana, adalah kapal angkut semen curah pertama yang dikerjakan Galangan kapal di Indonesia dengan menggunakan sistem Electric Propulsion.

"Pengerjaan kapal ini termasuk rumit karena menggunakan sistem teknologi yang canggih, dimana untuk pengerjaannya, kita adalah nomor 3 di dunia setelah Jepang dan Taiwan," ujarnya lagi.

Haneco juga sempat mengucapkan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan MV Iriana di PT Sumber Marine Shipyard

“Berkat koordinasi dan kontribusi yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam project ini, kecelakaan kerja dari awal sampai sekarang tidak ada terjadi,” ujarnya.

Editor: Dardani