Ada Peran Oknum Aparat dalam Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura
Oleh : Romi Candra
Rabu | 22-03-2017 | 15:38 WIB
kurirlobster.jpg

Inilah AJ, sang kurir lobster yang telah diamankan di Polresta Barelang Batam. (Foto: Romi Candra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penyelundupan 24.900 benih lobster dari Batam ke Singapura, ternyata bukan baru ini saja dilakukan. Terbukti, AJ (36) yang ditangkap membawa 2 koper benih lobster di Bandara Hang Nadim Batam itu sudah tiga kali berhasil meloloskan ribuan benih lobster itu.

Penelusuran BATAMTODAY.COM, keberhasilan penyelundupan ini tentunya tidak terlepas dari dugaan adanya campur tangan oknum yang bertugas di jalur penyelundupan tersebut. Bahkan, para pelaku bisnis abu-abu ini juga telah menyiapkan anggaran untuk "pelicin" agar usahanya berjalan mulus.

Bisnis lobster yang seperti yang dilakukan AJ itu, diduga masih banyak kawanannya bebas berkeliaran. Diduga, pemilik bisnis itu juga telah "memegang" orang-orang yang bekerja di instansi yang berwenang, seperti di bandara.

Meski belum terungkap nama oknum yang "dipegang" komplotan pelaku ini, namun BATAMTODAY.COM mendapat kabar, begitu tiba di Batam, ada oknum yang meloloskan benih lobster tersebut, dengan bayaran imbalan, Rp10 juta per koper.

Sungguh, satu angka yang cukup "menggiurkan" bagi si oknum. Sebab, hanya dengan hanya meloloskan saja, uang jutaa rupiah masuk kantong. Itu hanya untuk satu koper. Jika dalam sehari ada lima hingga sepuluh koper, tentu bisa dibayangkan berapa nominal yang oknum ini dapatkan.

Dari keterangan AJ, saat ditangkap dan dibawa ke Mapolresta Barelang, Senin (20/3/2017), ia ditugaskan membawa benih lobster yang berjumlah 24.900 ekor dengan nilai Rp3 miliar itu dari Jakarta menuju Batam. Kemudian dari Batam akan ada orang yang mengambil dan membawa ke Singapura yang dilanjutkan menuju Thailand.

"Tugas saya hanya membawa sampai Batam. Tiket dan biaya keberangkatan sudah disediakan. Saya mendapatkan upah sekali berangkat Rp2 juta. Ini sudah kali ke empat dalam dua minggu ini," akunya.

Dari keterangannya tersebut, tentu menuai tanya, kenapa di Jakarta bisa lolos? Padahal jika melewati mesin X-Ray, apa yang ada di dalam koper pasti akan terdeteksi.

Dengan kata lain, keberangkatan dari Bandara Halim Perdana Kusuma (sebelumnya ditulis Bandara Soekarno Hatta), juga sudah dimuluskan oknum di sana. Bisa jadi oknum disana juga mendapatkan nominal yang sama atau lebih dari oknum yang meloloskan barang tersebut di Batam.

Sementara itu, Kepala Karantina Ikan Kota Batam, Ashari Syarief, juga mengungkapkan, pasaran benih lobster tersebut, diperjualbelikan dengan harga dihitung per ekor.

"Benih lobster yang diamankan ini ada dua macam, yakni jenis mutiara dan jenis pasir. Untuk jenis mutiara harganya USD 13 per ekor. Sementara jenis pasir lebih mirah, yakni USD 7 hingga 9. Dengan total lonster yang diamankan, diperkirakan negara mengalami kerugian negara Rp 3 miliar," jelasnya.

Untuk nominal tersebut, para pemilik masih memiliki untung yang besar meski sudah mengeluarkan biaya keberangkatan dan termasuk untuk menyuap oknum petugas.

Saat ini, kasus tersebut ditangani di Mapolresta Barelang. Pihak kepolisian juga masih melakukan pengembangan dan pengejaran terhadap pelaku lainnya. Sebab, dari keterangan yang didapat, saat penangkapan ada rekan AJ yang berhasil kabur.

Sementara Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Memo Ardian, sebelumnya juga mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. "Kita masih dalami dari mana benih-bemih tersebut diambil. Memang dibawa dari Jakarta, tapi asalnya dari mana masih didalami," ungkap Memo, Selasa (21/3/2017).

Memo juga belum mau memberikan komentar apakah dan siapa oknum yang bermain dalam kasus ini. "Intinya kita masih dalami. Kita tidak mau menerka-nerka," pungkasnya.

Editor: Dardani