Supir Bimbar vs Trans Batam

Perum Damri Tegaskan Tak Ada Kata Damai terhadap Penganiayaan Supirnya
Oleh : CR-14/ Yosri Nofriadi
Rabu | 01-03-2017 | 16:26 WIB
pemberhentian-Bus-Trans-Batam.gif

Inilah lokasi kejadian pemukulan antara supir bus Trans Batam dengan supir bus Bimbar. Meskipun belum ada halte, tapi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang diperbolehkan, karena ada plang pemberhentian bus dilokasi tersebut dan itu plang resmi itu dibuat Dishub Batam (Foto: Yosri Nofriadi/ CR-14)

BATAMTODAY.COM, Batam - Perum Damri menilai kasus pemukulan terhadap seorang supir bus Trans Batam, Bobby, yang dilakukan supir bus angkutan umum Bimbar, diduga kuat merupakan buntut dari berkurangnya jatah penumpang mereka di jalanan.

Menejer Operasional Damri, Johanesken, meminta pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas pemukulan terhadap Bobby, supir bus Trans Batam BP 7026 DU, yang diduga dilakukan oleh Hutagaol sebagai supir Bimbar, yang terjadi di depan perumahan Graha Nusa Batam, Senin (26/2) malam.

"Kasus tersebut sudah kita laporkan kepada Polresta Barelang pada malam itu juga, dengan laporan penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan dan bukti video kejadian akan kita serahkan. Tidak ada kata damai," ungkap Johanesken saat ditemui di pool Damri, Tanjung Uncang, Selasa (28/2/2017).

Johanesken menambahkan, masalah ini diduga kuat karena sentimen kebencian dari supir bus Bimbar lantaran penumpang bus Trans Batam jurusan Batamceter menuju Batuaji, lebih memilih naik bus Trans Batam.

"Sebelum kejadian, penumpang kami memang penuh menuju Batuaji ada sekitar 30 orang ," ujarnya lagi.

Lebih jauh Johanesken menjelaskan, kejadian penganiayaan tersebut terjadi pada saat bus Trans Batam menurunkan penumpang di pemberhentian bus di depan perumahan Graha Nusa Batam.

Tiba-tiba, bus Bimbar yang disupiri Hutagaol mendadak berhenti dan mengahalangi jalan bus Trans Batam.

"Supir Bimbar itu marah-marah kepada supir kami Bobby. Pas waktu Bobby keluar dari bus, di situlah terjadi pemukulan," ujarnya.

Alasan supir bus Bimbar melakukan penganiayaan kepada Bobby lantaran bus Trans Batam tidak berhenti pada tempatnya.

"Di lokasi kejadian memang belum ada halte, tapi tidak masalah untuk menaikkan dan menurunkan penumpang karena ada plang pemberhentian bus dilokasi tersebut dan plang itu resmi dibuat Dishub," ujarnya lagi.

Johanesken menegaskan, penganiayaan sudah berulang kali terjadi. Sebelumnya ada juga kejadian pecah kaca yang dilakukan oleh supir bus Bimbar sampai penyanderaan penunumpang juga pernah terjadi.

"Kajadian sebelumnya kami maafkan, tapi untuk kali ini kami tidak bisa maafkan. Untuk saat ini pelaku sudah ditahan di Polrersta Barelang," ujarnya.

Editor: Udin