Dilema Narkoba di Indonesia

Pengguna Narkoba di Kepri Masih Tinggi, Peredarannya Pun Meningkat
Oleh : Romi Chandra
Senin | 27-02-2017 | 19:26 WIB
Kepala-BNNP-Kepri.gif

Kepala BNNP Kepri, Brigjen Nixon Manurung (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, Brigjen Nixon Manurung, mengatakan, tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia, dan Kepri secara khsusus, meningkat dibanding jumlah penduduk. 

Dengan kata lain, masyarakat masih senang dan mau menggunakan narkoba. Kondisi itu juga yang membuat para bandar menargetkan sasaran bisnisnya ke Indonesia.

"Indonesia yang terdiri dari kepulauan, menjadi sasaran empuk bagi para pebisnis narkoba ini. Jumlah penduduk yang banyak, pengguna juga tinggi. Hal ini juga berimbas pada Kepri yang daerahnya kepulauan. Sehingga banyak pelabuhan tikus sebagai tempat masuknya narkoba," ungkap Nixon, saat melakukan bincang santai bersama Komunitas Jurnalis Kota (Junkrik) Batam dan Akademisi, di Bandung Resto Nongsa, Senin (27/2/2017).

Dilihat dari sisi pengguna yang tinggi lanjutnya, meskipun penindakan semakin meningkat dilakukan, tidak akan berpengaruh terhadap peredaran narkoba. Malahan, justru akan semakin meningkat.

Jika dilihat di negara maju, seperti Jepang, Korea Utara, pengguna narkoba sangat rendah. Begitu juga dengan Malaysia saat ini. Dilihat dari tahun 2000 hingga 2010, memang pengguna cukup tinggi. Namun belakangan ini jauh berkurang.

Hal itu dikarenakan minat masyarakat untuk menggunakan narkoba sudah berkurang. Bahkan, para penggunanya, justru dengan sendirinya melakukan rehabilitasi tanpa paksaan.

"Berdasarkan informasi yang kita dapat, di Malaysia saat ini sabu seberat satu kilogram bisa dibeli seharga Rp90 juta. Sementara di Indonesia satu kilogram sabu mencapai hampir Rp2 miliar. Merosotnya harga sabu di sana karena penggunanya sudah turun. Ya namanya pebisnis, tentu tetap harus menjual produknya meski harga turun," lanjutnya.

Dengan turunnya harga itu, membuat sasaran pebisnis menjadi beralih dan mencari negara lain. Karena itu, saat ini banyak narkoba yang berasal dari Malaysia, dan masuknya melalui Kepri dan Batam secara khusus.

"Mudahnya masuk ke Kepri, karena daerah kita kepulauan, banyak pintu masuknya. Ini yang menjadi dilema tersendiri untuk kita. Pengguna dan masyarakat yang masih ingin menggunakan narkoba, tinggi. Sehingga peredarannya juga meningkat," jelasnya.

Editor: Udin