Pertumbuhan Ekonomian Kepri 2016 Alami Perlambatan
Oleh : Suci Ramadhani
Senin | 20-02-2017 | 15:16 WIB
kepalabikepri1.jpg

Kepala perwakilan BI Kepulauan Riau, Gusti Faizal Eka Putra. (Foto: Suci Ramadhani)

BATAMTODAY.COM, Batam - Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan IV 2016 berada di posisi 5,24% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan III 2016 sebesar 5,50% (yoy).

Juga terjadi perlambangan dibanding pertumbuhan 2015 sebesar 6,01%. Namun sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02% (yoy).

Perlambatan ekonomi triwulan IV dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi, investasi dan net ekspor. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 6,12% (yoy), melambat dibanding pertumbuhan sebelumnya sebesar 6,01% (yoy). Dan konsumsi pemerintah dari 0,29% (yoy), sedangkan sebelumnya 0,49% (yoy).

"Dipengaruhi oleh perlambatan sektor-sektor utama hingga penghasilan mestarakat menurun dan daya beli melemah dan juga distribusi realisasi yang lebih tinggi pada sebelumnya," demikian papar Kepala perwakilan BI Kepulauan Riau, Gusti Faizal Eka Putra, Senin (20/2/2017).

Dalam sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi terutama bersumber dari sektor industri pengelolahan dan pertambangan, sektor industri pengelolahan tumbuh 4,40% lebih rendah dibanding dengan sebelumnya 5,13%.

Itu akibat tingkat permintaan yang masih rendah khususnya pada industri pendukung nugas, kapal, dan besi baja. Sedang pertambangan masih tertekan, dilihat penurunan yang sangat minim tw IV 3,20% sebelumnya 7,66%.

"Akibat lifting migas Kepri yang terus menurun dengan harga minyak dunia masih pada level rendah, sementara hasil barang tambang juga menurun," katanya.

Sektor kontruksi dan perdagangan mencatat penguatan pertumbuhan, sektor konstruksi menguat 9,72% di banding sebelum 3,84%, ditopang oleh akselerasi realisasi proyek infrastruktur pemerintah serta pembangunan sejumlah proyek swasta.

"Proyek swasta serutama properti apartemen, perumahan, dan hotel. Adapun penguatan sektor perdagangan sebesar 11,08 dan sebelumnya 8,34% , ditopang oleh peningkatannya penjualan mobil dan kunjungan wisman," jelas Kepala BI Kepri itu lagi.

Untuk Inflasi pada triwulan I 2017, di per kira kan meningkat didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas inti dan administered price. Kenaikan harga komiditas inti pada awalnya tahun merupakan pola musiman. Dilakukan produsen sebagai penyesuaian terhadap peningkatan biaya produksi tahun sebelumnya.

"Sementara itu, kebijakan informasi subsidi energi oleh pemerintah mendorong dilakukannya penyesuaian tarif listrik, harga bensin, dan LPG 3 kg , dan inflansi harga pa kan diperkira menurun, target inflasi kepri 2017 sebesar 4 kurang lebih 1% (yoy)," jelasnya.

Untuk perekonomian global maupun Nasional semua mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dan Bank Indonesia (BI) akan mencoba untuk meningkatkan perekonomian di tahun 2017 nantik.

"Kita berharap resiko-resiko, kita kelolah dengan baik dan menjalin kerja sama dengan pemerintahan dan pengusaha agar tidak berdampak baik di tahun 2017," katanya.

Editor: Dardani