Maling Motor Tewas Dihakimi Massa

Rikardo Menyusul Firdaus, Hembuskan Napas Terakhir
Oleh : Berton Siregar
Selasa | 20-12-2016 | 08:50 WIB
jenazahmalingmotor1.jpg

Jenazah Rikardo yang menyusul rekannya, Firdaus. (Foto: Berton Siregar)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rikardo (17), remaja pelaku percobaan pencurian motor Suzuki FU yang tertangkap dan dihakimi massa di Perum Citra Pandawa, Kelurahan Buliang, Kecamatan Batuaji Batam, Senin (19/12/2016) dini hari lalu, akhirnya meninggal dunia.

Rikarno menyusul rekannya, Redemtus Firdaus(17) yang tewas setelah dihakimi massa bersama dirinya. Mirisnya, Rikardo diketahui masih duduk di bangku sekolah SMA swasta di Batuaji Batam itu. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (19/12/2016) sekitar pukul 15.25 Wib.

Menurut seorang anggota inafis Polresta Barelang yang tak mau disebut identitasnya, pelaku meninggal disebabkan luka dalam tengkorak kepala. Sedangkan seluruh anggota tubuhnya tidak ditemukan luka berarti. "Badannya ga ada luka serius, bagian kepalanya yang luka" ujarnya kepada BATAMTODAY.COM.

Sebelumnya diberitakan, dua remaja, Redemtus Firdaus, (17) warga ruli pasir putih RT 03/RW 22, Kelurahan Buliang, Batuaji, tewas diamuk massa di perumahan Citra Pandawa, Batuaji, dinih hari sekitar pukul 02.00 WIB. Siswa kelas tiga SMA itu ketahuan hendak mencuri sepeda motor Satria FU BP 6903 FH milik Adi Chandra, warga perumahan Citra Pandawa di Blok 4, RT 01/ RW 02, Kelurahan Buliang, Batuaji Batam.

Rekannya, Rikardo juga kritis diamuk massa dan sampai saat ini masih mendapat perawatan intensif dan masih belum sadar dari koma dan masuk ruangan Intalasi Gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji.

Firdaus dan Rikardo yang belakangan diketahui sesama warga Pasir Putih, dan masih berstatus pelajar SMA di wilayah Batuaji itu diamuk massa karena tariakan Adi yang meneriaki ada maling di rumahnya.

Mendengar teriakan itu, warga yang terlelap tidur langsung berhamburan dan mengejar pelaku. Kedua pelaku tak bisa berbuat apa-apa dan kerumunan ratusan massa dari komplek perumahan itu sehingga keduanya diamuk massa hingga sekarat.

"Satu lari ke arah arah Pandawa depan satu lari ke arah Pandawa belakang, tapi warga sudah ramai dan keluar rumah semua makanya mereka tak lolos," ujar Iwan, salah seorang warga.

Sebelum dibawa ke RSUD, Firdaus dan Rikardo sempat dibawa massa ke lapangan posyandu di perumahan tersebut untuk dimintai keterangan, namun karena sudah sekarat keduanya akhirnya dilarikan ke RSUD.

"Sudah sekarat mereka saat dibawa ke sini, makanya langsung dibawa ke rumah sakit, ujar Feni, warga lainnya.

Saat tiba di IGD RSUD, Firdaus dan Rikardo memang dalam kondisi kekarat dan tak sadarkan diri. Keduanya sama-sama mendapat pertolongan medis namun sekitar pukul 07.00 WIB pagi kemarin, Firdaus menghembuskan napas terakhirnya di ruangan IGD.

"Sama-sama kritis kedua pasien saat tiba, tapi salah satu pasien atas nama Firdaus tak bisa diselamatkan. Sekitar pukul 07.00 WIB pagi tadi meninggal dunia," ujar petugas medis di IGD RSUD.

Menurut dokter residen forensik RSUD, dr Agung, pasien meninggal diduga karena hantaman benda tumpul di sekujkur tubuhnya itu, namun salah satunya penyebabnya disebabkan pukulan benda keras di tengkuk sebelah kiri.

"Ada banyak memar bekas hantaman benda tumpul, termasuk di kepalanya. Mungkin itu yang membuatnya meninggal," ujarnya.

Sampai hari ini, massa yang menghakimi keduanya itu belum ada yang ditangkap. Kapolsek Batuaji Batam, Kompol Sujoko mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan termasuk terhadap korban pelopor, dan saksi saksi.

"Ada laporan percobaan pencurian, tentu ada korban dan saksi saksi yg kita periksa, karrna kita mendapati keduanya sudah di RSUD, " ujarnya.

Pantauan BATAMTODAY.COM, puluhan keluarga dari Rikardo berkumpul di parkiran ruang jenazah RSUD Embung Fatimah menunggu atopsi terhadap pelaku. Sementara anggota Kepolisian dari sektor Batuaji, dan Polres nampak dalam kerumunan tersebut.

Editor: Dardani