Demokrasi Global Alami Kemunduran, SBY: Jaga Demokrasi Kita, Lawan Perusak Konstitusi!
Oleh : Redaksi
Minggu | 09-03-2025 | 15:32 WIB
SBY_Tokyo.jpg
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Dalam sebuah acara bedah buku di Tokyo, Jepang (Foto: Kedubes RI di Tokyo)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengingatkan pentingnya menjaga demokrasi Indonesia. Dalam sebuah acara bedah buku di Tokyo, Jepang, SBY menyampaikan keprihatinannya terhadap kemunduran demokrasi global, termasuk di negara-negara yang selama ini dianggap sebagai 'champions of democracy'.

Pernyataan tersebut disampaikan pada Minggu (9/3/2025), dalam acara bedah buku 'Standing Firm for Indonesia's Democracy' di KBRI Tokyo.

SBY, yang memimpin Indonesia selama dua periode (2004-2014), menekankan perlunya melawan segala bentuk upaya perusakan demokrasi dan konstitusi.

Ia juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga nilai-nilai demokrasi yang telah susah payah dibangun.

"Kalau kita bicara demokrasi kita, mari kita jaga, fight for democracy, fight against segala sesuatu yang merusak demokrasi, yang merusak konstitusi, yang merusak kerangka bernegara, yang merusak adanya checks and balances," tegas SBY dilansir dari Antara.

Pidato SBY di Tokyo ini bukan sekadar wacana. Ia merupakan refleksi dari pengalamannya selama memimpin Indonesia, sekaligus seruan bagi generasi penerus untuk meneruskan perjuangan menjaga demokrasi.

Pernyataan ini juga menjadi bukti kesinambungan komitmen SBY terhadap nilai-nilai demokrasi dan konstitusi, bahkan setelah masa jabatannya berakhir.

SBY mengamati adanya tren kemunduran demokrasi di berbagai belahan dunia. Bahkan, negara-negara yang kerap menggurui negara lain tentang demokrasi pun, menurutnya, tidak luput dari ancaman ini.

"Negara-negara besar yang konon dianggap sebagai champions of democracy, negara-negara yang lecturing us, menguliahi kita... dalam kenyataannya, negara-negara itu tidak imun dari kemunduran-kemunduran dalam demokrasi mereka," ungkap SBY.

Pengamatan SBY ini tentu patut menjadi perhatian. Indonesia, sebagai negara demokrasi, harus tetap waspada dan proaktif dalam menjaga nilai-nilai demokrasi agar tidak tergerus oleh berbagai ancaman.

Pernyataan SBY menjadi pengingat penting bagi seluruh komponen bangsa untuk senantiasa berjaga dan memperkuat fondasi demokrasi.

SBY juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan rakyat. Ia mencontohkan komunikasi yang telah terjalin dengan Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto.

Hal ini menunjukkan bahwa SBY tetap aktif berkontribusi bagi bangsa dan negara, meskipun sudah tidak menjabat sebagai presiden.

SBY juga berbagi pengalamannya tentang kebebasan berekspresi sejak masa mudanya sebagai prajurit TNI. Menurutnya, kebebasan berpendapat merupakan hak yang harus dihormati, selama disampaikan secara bertanggung jawab.

"Waktu saya masih sangat muda, we love democracy. Kalau yang disampaikan mahasiswa itu ekspresi dari freedom of speech, mengapa kita menjadi gusar?" kenang SBY.

Pengalaman SBY ini menunjukkan pentingnya menghargai kebebasan berekspresi sebagai bagian integral dari demokrasi. Pernyataan ini juga menjadi contoh bagaimana seorang pemimpin dapat menghargai perbedaan pendapat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Lebih lanjut, SBY menjelaskan perannya sebagai mantan presiden dalam mendukung pemerintahan pemimpin-pemimpin setelahnya. Beliau menyatakan telah berkomunikasi dengan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya meningkatkan komunikasi antara istana dan pihak-pihak yang menyampaikan kritik.

"Saya sudah sampaikan kepada Presiden Prabowo beberapa saat yang lalu, pentingnya meningkatkan komunikasi yang genuine antara istana dengan mereka yang menyampaikan kritik, dan Pak Prabowo mengatakan, 'Kami terus meningkatkan kualitas komunikasi'," ungkap SBY.

Wahyu Prasetiawan, salah satu editor buku 'Standing Firm for Indonesia's Democracy', menjelaskan alasan pemilihan judul tersebut.

Menurutnya, salah satu hal yang paling menonjol dalam kepemimpinan SBY adalah komitmennya dalam menjaga demokrasi Indonesia.

"Sebagai presiden dengan kekuasaan yang begitu tinggi, sebetulnya Pak SBY bisa melakukan hal sebaliknya, tapi itu tidak dilakukan," ungkap Wahyu.

Apresiasi Wahyu ini menunjukkan bahwa kepemimpinan SBY dalam menjaga demokrasi Indonesia memang patut diapresiasi. Komitmen SBY ini menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin selanjutnya dalam menjalankan amanah dan tanggung jawabnya.

Editor: Surya