Waduh, Ribuan Ekor Burung Tangkapan Polair Kepri Mati
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 25-11-2016 | 08:00 WIB
burungtangkapanmati.jpg

Kapolra Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian saat menyampaikan ekspose tangkapan ribuan ekor burung Polair Kepri. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tidak kurang dari 1.300 ekor burung ilegal berbagai jenis yang ditangkap jajaran Polisi Perairan (Polair) Polda Kepri Selasa (22/10) malam, ternyata sudah pada mati.

 

Bahkan, ribuan burung yang dititipkan ke Badan Karantina Pertanian kelas 1 Batam itu sudah pada mati. Hal ini diakui Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian dalam eksposnya.

"Jadi saat ditangkap, burung jenis kacer dan murai batu sudah ada ratusan yang ditemukan mati dalam mobil Avanza BP 1982 HM milik pelaku. Tapi saat penangkapan mereka langsung kabur," ujar Sam Kamis (24/11) di kantor Karantina Pertanian kelas 1 di Batam Center.

Usai penangkapan, kata Sam, Kepolisian Polair langsung membawa barang bukti mobil Avanza serta ratusan burung ke kantor Karantina. Lantaran burung tersebut ditangkap tanpa dilengkapi dokumen. Hal itu membuat burung tersebut rawan penyakit.

"Jadi karena burung ini tanpa dokumen kami langsung kirim ke karantina. Saat mau diserahkan hanya 100 burung yang tewas. Tapi sampai detik ini sudah ada 700 burung tewas di kandang karantina," tegasnya.

Saat disinggung berapa total nilai harga burung yang diamankan, Sam mengatakan nilai barang bukti belum bisa dihitung karena pemilik barang yang mengetahui. Namun harga satuan di pasar menurut Sam mencapai Rp200 ribu perekor.

"Kalau satu ekornya Rp200 ribu tentu jumlah burung yang diamankan mencapai Rp260 juta," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Karantina Suryo Irianto Putro mengaku, dalam penyelundupan burung tanpa dilengkapi dokumen Karantina asal sangat dikwatirkan burung tersebut terjangkit virus.

Sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan menguji hewan unggas
Ke lafor Karantina Batam. Apabila tidak terindikasi virus atau penyakit pihaknya akan melepas burung yang masih hidup.

"Tapi kami lakukan rapat dulu, tidak semerta-merta kami melapas burung yang hidup. Nantinya yang sudah tewas akan kami musnahkan," pungkasnya.

Editor: Dardani