Industri Keamanan Beralih ke Mobile Credentials, Biometrik dan AI
Oleh : Redaksi
Rabu | 12-03-2025 | 15:24 WIB
VMB1.jpg
Virtual Media Brieifing --Temuan dari Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2025. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Perkembangan teknologi keamanan semakin mengarah ke solusi berbasis mobile credentials, biometrik, dan kecerdasan buatan (AI). Hal ini terungkap dalam Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2025 yang dirilis oleh HID, mengungkap tren utama dalam industri keamanan global.

Laporan tersebut mengumpulkan pendapat dari 1.800 mitra, pengguna akhir, serta profesional keamanan dan IT di seluruh dunia. Temuan utama menunjukkan bahwa organisasi mulai beralih dari metode tradisional ke sistem keamanan berbasis software (perangkat lunak) yang lebih terintegrasi dan cerdas.

"Industri keamanan tengah mengalami transformasi besar. Integrasi teknologi modern dengan sistem yang sudah ada bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan," ujar Ramesh Songukrishnasamy, Senior Vice President dan Chief Technology Officer HID, dalam keterangan pers, Rabu (12/3/2025).

Ia menambahkan bahwa 73% eksekutif keamanan kini lebih memilih solusi berbasis software yang dapat berkembang sesuai kebutuhan organisasi dan menyediakan data intelijen untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Tren Utama dalam Industri Keamanan 2025

1. Peningkatan Adopsi Mobile Credentials dan Biometrik

Metode akses tradisional mulai ditinggalkan, dengan 61% eksekutif keamanan menganggap mobile credentials sebagai tren utama. Hampir dua pertiga organisasi sudah menggunakan atau berencana mengadopsinya. Sementara itu, teknologi biometrik seperti pemindaian sidik jari, iris mata, dan pengenalan wajah juga semakin populer. Saat ini, 35% organisasi telah menggunakan biometrik, dan 13% lainnya dalam tahap adopsi, menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar di bidang ini.

2. Permintaan Solusi Manajemen Keamanan Terpadu

Perusahaan kini mengelola berbagai sistem keamanan secara bersamaan, mendorong 67% eksekutif keamanan untuk beralih ke solusi berbasis software yang lebih efisien. Sebanyak 73% di antaranya menganggap integrasi berbagai metode pengumpulan data sebagai faktor penting dalam meningkatkan efektivitas operasional keamanan.

3. Open Platform untuk Integrasi Tanpa Hambatan

Tren interoperabilitas semakin kuat, dengan lebih dari 50% profesional keamanan menganggap open platform sangat penting. Platform terbuka memungkinkan berbagai sistem keamanan terhubung secara seamless, meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam operasional keamanan.

4. Pergeseran ke Solusi Keamanan Terpadu

Sebanyak 73% integrator dan konsultan keamanan kini lebih memilih solusi keamanan berbasis software yang mampu menggabungkan sistem pengawasan video, kontrol akses, dan deteksi intrusi dalam satu platform terpadu.

5. Transformasi Security Channel dengan Inovasi Digital

Industri keamanan mengalami perubahan besar akibat permintaan yang meningkat terhadap AI, solusi cloud, integrasi IoT, dan analitik canggih. Sebanyak 77% mitra kanal menyatakan bahwa mereka mampu beradaptasi dengan perubahan ini untuk tetap kompetitif di pasar.

6. Adopsi AI Agent dalam Operasi Keamanan

Teknologi AI agent semakin diandalkan dalam manajemen identitas, kontrol akses, pengawasan video, dan platform keamanan. Keuntungan utama dari AI agent meliputi peningkatan efisiensi operasional (50%) dan kemampuan analisis data real-time yang lebih baik (47%).

7. Faktor Keberlanjutan dalam Keputusan Keamanan

Isu keberlanjutan semakin diperhitungkan dalam strategi keamanan, dengan 75% eksekutif mempertimbangkannya saat memilih solusi. Namun, keamanan dan efektivitas biaya tetap menjadi prioritas utama bagi 80% integrator dan konsultan keamanan.

Dengan meningkatnya kompleksitas ancaman, perusahaan di seluruh dunia terus mencari solusi keamanan yang lebih pintar, efisien, dan terintegrasi. Laporan ini menunjukkan bahwa industri keamanan kini memasuki era digitalisasi penuh, dengan mobile credentials, biometrik, dan AI sebagai pilar utama transformasi.

Editor: Gokli