Tak Miliki Kantor di Lingga

PT Growa Indonesia Diduga Gunakan BBM Bersubsidi
Oleh : a
Sabtu | 05-11-2016 | 10:50 WIB
growa1.jpg

Aktivitas penambangan pasir PT Growa Indonesia di Desa Tanjungirat, Lingga. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - PT Growa Indonesia, perusahaan tambang pasir darat yang beroperasi di Lingga dengan izin yang menuai polemik, diduga menggunakan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dalam operasionalnya di Desa Tanjungirat, Kecamatan Singkep Barat.

Salah satu sumber BATAMTODAY.COM di lapangan, yang memantau operasional perusahaan tambang pasir tersebut, mengatakan, pihak PT Growa Indonesia bekerja sama dengan salah satu agen BBM di Lingga untuk mendapatkan BBM bersubsidi, baik bensin maupun solar.

"Bisa saja PT Growa menggunakan BBM subsidi, soalnya selama ini saya belum pernah lihat mereka membeli BBM industri. Hal ini bahkan telah memicu terjadinya kelangkaan BBM di Lingga," ujar sumber, Jumat (4/11/2016), seraya meminta namanya tidak ditulis.

Terkait dugaan penggunaan BBM subsidi dalam operasional tambang pasir darat ini, BATAMTODAY.COM yang berupaya melakukan konfirmasi ke pihak perusahaan tidak berhasil menemukan alamat kantor PT Growa di Lingga.

Begitu juga sejumlah pekerja di lapangan, tak satupun yang bisa memberikan alamat yang jelas. "Yang kami tau cuma ada camp-nya di Cukas. Kalau kantor kita kurang tau," ujar salah satu pekerja yang tak bersedia menyebut namanya.

Camat Singkep Barat, Siswadi, yang dikonfirmasi keberadaan alamat perusahaan tambang yang menuai banyak penolakan dari masyarakat ini, mengaku tidak pernah menerbitkan izin domisili untuk PT Growa Indonesia.

"Tidak ada yang mengurus, memang kami dari kecamatan biasanya tau kalau ada kantor perusahaan di wilayah kami, karna rekomnya dari desa dan camat," ujarnya saat ditemui beberapa waktu yang lalu.

Keberadaan perusahaan tambang pasir darat di Tanjungirat, Kecamatan Singkep Barat, ini masih polemik dan mendapat penolakan dari masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Lingga. Namun, PT Growa dalam menjalankan usahanya seakan tidak mengindahkan dan bahkan tidak menganggap Pemkab Lingga. (*)

Editor: Yudha