Bangunan Rumah Ibadah di Sagulung ini Dituding Modus Agar Tak Digusur
Oleh : Harun al Rasyid
Rabu | 04-05-2016 | 12:58 WIB
mushala-buffer-zone.jpg

Mushala yang berdiri di atas buffer zone kawasan Sagulung. (Foto: Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebuah rumah ibadah berupa mushala dibangun tepat di kawasan buffer zone, Jalan R. Suprapto, Sagulung. Bangunan yang didirikan di depan kompleks ruko Citra Raya ini dituding warga sebagai modus agar tidak digusur pihak berwajib.

Bangunan liar ini hanya berjarak sekitar 4 meter saja dari bibir jalan protokol tersebut. Bila dari arah SP Plaza Sagulung, menuju Simpang Kavling Lama, tepat di samping Telkom akan terlihat sebuah tempat cucian mobil, pujasera, warnet, tempat gunting rambut, penjualan spare part mobil dan tentunya mushala yang hampir rampung pembangunannya.

Parahnya, selain jaraknya yang hanya 4 meter dari kiri jalan, drainase yang biasanya ada, kini lenyap ditelan bangunan liar. Maka tak jarang ketika hujan tiba, kawasan di depan Pasar Melayu tersebut terendam banjir akibat tertutupnya saluran air.

Bobi, salah satu warga sekitar kepada BATAMTODAY.COM mengatakan, pembangunan mushala itu tidak tepat. Sebab, tidak berada didalam perumahan atau kawasan padat penghuni. Apalagi kompleks ruko tersebut terbilang mati suri dan hanya segelintiran orang yang menempatinya.

"Mushala itu kan sengaja biar tak digusur. Padahal gak ada warga tinggal di situ. Jangan kita bangun dilarang, orang lain bisa," ujar Bobi, Rabu (4/5/2016).

Bobi juga mengangap, permasalahan bangunan liar di Sagulung terkesan tebang pilih. Bangunan yang sudah lama didirikan dibiarkan saja dan tak tersentuh. Sementara bangunan yang baru langsung dirobohkan.

"Jangan hanya kita saja digusur. Kenapa orang lain yang bangunan yang lebih besar malah dibiarkan," ungkapnya.

Ridman,warga lainnya menuturkan, warga yang tidak terima diperlakukan tidak adil dan beberapa kali warga melakukan protes kepada perangkat setempat termasuk kepada lurah. Bahkan tidak hanya warga yang protes, pemilik ruko Citra Raya juga merasa kesal lantaran bagunan usahanya terhalangi bangunan liar tersebut.

"Tapi tak pernah ada tanggapan. Banyak warga yang kesal, tapi orangnya ngotot, terus tak ada tanggapan mau bagaimana," ucapnya.

Ia berharap, Pemerintah Kota Batam agar tidak pilih kasih dalam memberantas bangunan liar yang ada di Sagulung. "Kalau mau digusur ya semuanya, jangan kami-kami saja yang digusur. Sama-sama cari makan kok," harapnya.

Editor: Dodo