Harapan Pengusaha di Pundak Pimpinan Baru BP Batam
Oleh : Roni Ginting
Senin | 11-04-2016 | 08:00 WIB
IMG_2729.jpg
Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk menyalami Ketua BP Batam Hatanto Reksodiputro sesaat setelah dilantik. (Foto: Ist)

PELANTIKAN 7 pimpinan Badan Pengelola (BP) Batam memberikan angin segar bagi pengusaha di Batam. Mereka menggantungkan harapannya di pundak para nahkoda BP Batam yang baru itu untuk mengembalikan kejayaan Batam. Sehingga Batam akan kembali mampu bersaing dengan kawasan lain di Asia Tenggara. Berikut harapan pengusaha yang disampaikan kepada wartawan BATAMTODAY.COM, Roni Ginting. 

Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk, langsung bertemu Ketua BP Batam yang baru, Hatanto Reksodiputro, sesaat setelah dia dilantik. Jadi Rajagukguk ingin mempertegas komitmen Hatanto untuk memperkuat Batam menjadi berdaya saing global.

"Harapan semua pengusaha di Batam sama, yaitu ingin pengelolaan Batam menjadi lebih baik. Hatanto berkomitmen memperbaiki segala keruwetan yang selama ini dirasakan oleh investor di Batam," ujar Jadi.

Malam itu, meski tak panjang kesempatan panjang bicara dengan Hatanto, tapi ia berjanji akan memanggil Kadin Batam, bersama seluruh asosiasi pengusaha untuk bicara lebih banyak. Pimpinan BP Batam yang baru berharap masukan dari pengusaha.

"Pada prinsipnya Kadin siap memberikan masukan-masukan," terangnya.

Menurut Jadi, beberapa hal yang selama ini menjadi kendala di Batam adalah terkait ruwetnya perizinan. Pasalnya, ada dua lembaga yang mengelola perizinan di Batam. Kendati berada dalam satu gedung, namun tampaknya keduanya belum terintegrasi secara utuh.

Kondisi tersebut membuat waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan izin menjadi lama. Bahkan, tak jarang investor harus bolak balik bebeapa kali karena mekanisme yang tak selaras. Selain makan waktu, tentunya hal ini membuat biaya perizin jadi mahal.

"Ini harus menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan. Dua lembaga di Batam, BP Batam dan pemko harus harmonis dan selaras. Kalau tidak, percuma saja DK melantik pimpinan BP Batam yang baru," paparnya.

Terkait dualisme, lanjutnya, menjadi momok yang membuat perkembangan Batam stagnan. BP Batam sudah sangat gencar berpromosi, untuk menarik minat investor masuk ke Batam. Upaya-upaya itu membuahkan hasil. Dari data yang dipaparkan, jumlah investor yang tertarik berinvestasi di Batam sangat tinggi.

Namun ketika datang ke Batam, dualisme dan tumpang tindih kewenangan yang membuat perizinan di Batam kacau balau sehingga mementahkan niat mereka.  Akibatnya banyak investor yang kemudian mengurungkan niat berinvestasi.

"Hal ini bisa dikonfirmasi dari data BP Batam sendiri. Berapa persen yang merealisasikan niatnya berinvestasi? Sangat kecil. Karena itu kami minta pembagian kewenangan, harmonisasi peraturan adalah prioritas utama," harapnya mengakhiri.

Editor: Dardani