Tingkatkan Nilai Ekspor, Indonesia Perkuat Dialog dengan Industri Kayu Inggris
Oleh : Redaksi
Kamis | 09-01-2025 | 15:44 WIB
kayu-inggris.jpg
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London menggelar Stakeholders Dialogue bersama industri kayu Inggris pada Senin (8/1/2025). (Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Di tengah meningkatnya perhatian global terhadap isu keberlanjutan dan legalitas dalam perdagangan kayu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London menggelar Stakeholders Dialogue bersama industri kayu Inggris pada Senin (8/1/2025).

Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk memperluas pasar ekspor kayu ke Inggris, sekaligus merespons kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan UK Timber Regulations yang diberlakukan Uni Eropa dan Inggris.

Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk Inggris Raya, Irlandia, dan IMO, Desra Percaya, menyoroti tantangan stigma negatif terhadap produk kayu Indonesia terkait deforestasi. "Kayu Indonesia dikenal memiliki keindahan, daya tahan, dan kualitas tinggi, namun masih dianggap tidak berkelanjutan, meskipun kita telah menerapkan program seperti Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan," jelasnya, demikian dikutip laman Kemlu.

Forum dialog ini berhasil menggarisbawahi keinginan bersama untuk meningkatkan impor kayu Indonesia ke Inggris. Chairman Timber Development UK, Chris Sutton, menyampaikan pengalamannya selama lebih dari empat dekade bekerja sama dengan Indonesia.

"Saya selalu puas dengan kualitas kayu Indonesia," ungkapnya.

Managing Director EFECA, Emily Fripp, menambahkan bahwa pelaku usaha Inggris saat ini masih menunggu perkembangan kebijakan UK Forest Risk Commodities, yang sedang dibahas secara internal oleh pemerintah Inggris. Namun, ia optimistis kebijakan tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap kayu asal Indonesia.

CEO Timber Development UK, David Hopkins, juga menekankan pentingnya promosi dan kampanye kualitas produk kayu Indonesia melalui forum diskusi dan platform serupa.

Pada Desember 2022, Indonesia memperbarui SVLK guna meningkatkan transparansi dan keterlacakan produk kayu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan geolokasi. Sistem ini telah diakui Uni Eropa, sehingga produk kayu Indonesia tidak memerlukan prosedur uji tuntas tambahan di pasar Eropa.

Menurut Atase Perdagangan KBRI London, Ayu Siti Maryam, ekspor kayu Indonesia ke Inggris menunjukkan tren positif selama lima tahun terakhir, tumbuh sebesar 0,45%. Meski demikian, pangsa pasar Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Tiongkok, Swedia, dan Finlandia.

Komitmen pemerintah Inggris untuk meningkatkan penggunaan kayu dalam konstruksi serta proyeksi Bank Dunia mengenai kenaikan permintaan kayu global hingga empat kali lipat pada 2050 menjadi peluang besar bagi Indonesia.

Melalui dialog ini, Indonesia berharap dapat memanfaatkan momentum untuk memperluas akses pasar kayu di Inggris, sekaligus memperkuat citra produk kayu Indonesia sebagai pilihan berkualitas tinggi yang berkelanjutan.

Editor: Gokli