Pemerintah Telat Petakan Kompetensi Naker
Oleh : Harun Al Rasyid
Jum'at | 01-04-2016 | 08:24 WIB
Diskusi_Naker.jpg
Kadisnaker Kota Batam, Zarefriadi saat menyampaikan paparannya. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah Indonesia dinilai abai dalam melakukan pemetaan kompetensi tenaga kerja. Sehingga, ujung dari kelalaiannya itu, maka Indonesia berada di urutan yang memprihatinka jika dibandingkan dengan negara tetangga ASEAN. 


Demikian ungkap pengamat perburuhan yang juga pengurus ILUNI (Ikatan Alumni Universitas Indonesia) Kota Batam, Kushadi Yahya pada diskusi bertajuk, “Menyiapkan Daya Saing Tenaga Kerja Kota Batam Menghadapi Era Globalisasi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN” di Kampus Politeknik Negeri Batam, Kamis, 31 Maret 2016. “Malaysia sudah melakukan pemetaan kompetensi buruh itu sejak tahun 1972 lalu. Sedangkan kita baru tahun lalu melakukan survey,” ungkap Kushadi Yahya. 

Baca Juga: FDP-Kepri dan BEM Poltek Batam Gelar Diskusi Ketenagakerjaan

Dalam diskusi yang digelar oleh Forum Diskusi Publik (FDP)-Kepri bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Batam itu, Kushadi menambahkan, meski tertinggal dari negara-negara tetangga di ASEAN, format perburuhan Indonesia sesungguhnya sudah benar. “Sayangnya tidak jalan,” tegas konsultan di sejumlah negara itu lagi. 

Selain Kushadi Yahya, tiga pembicara lainnya juga hadir. Yaitu, Kadisnaker (Kepala Dinas Tenaga Kerja) Batam, Zarefriadi, Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Kota Batam, Jadi Rajagukguk dan Sekretaris SPMI (Serikat Pekerja Metal Indonesia) Batam, Suprapto. Diskusi tersebut dipandu oleh Saibansah Dardani, Sekretaris PWI Kepri yang juga Redaktur Senior Batamtoday.com.  

Sementara itu, Kadisnaker Kota Batam, Zarefriadi mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan para calon tenaga kerja di Batam untuk bersaing di pasar global. “Kami sudah memberikan sertifikasi kepada para lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),” ujar Kadisnaker Batam yang mantan guru itu. 

Dengan membekali para lulusan SMK itu dengan seritifikat kompetensi itu, setidaknya mereka bisa langsung masuk dan bersaing dalam dunia kerja. Meskipun masih banyak kendala dalam hal pengakuan sertifikasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia di mata perusahaan asing. 

Sebelum memulai diskusi, Ketua FDP-Kepri, Dedy Suwadha mengatakan, kegiatan diskusi ini sengaja digelar untuk menyiapkan para calon sarjana sebelum mereka bersaing di dunia kerja. Juga, untuk memberikan pencerahan kepada para buruh dan serikat pekerja di Batam, agar melakukan berbagai langkah untuk kesejahteraan para buruh di Batam. 

“Kehadiran Forum Diskusi Publik Kepri ini juga untuk mengakomodir dan mencari solusi dari  berbagai persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kepri,” ujar Ketua FDP-Kepri yang juga Bendahara PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kepri, Dedy Suwadha itu. 

Sementara itu, Presiden BEM Politeknik Negeri Batam, Ricky Rahmat mengatakan, melalui diskusi para mahasiswa yang juga calon pewaris masa depan Kepri, ingin mendengar apa program yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Batam untuk menciptakan iklim dunia kerja yang kondusif. 

Diskusi yang dihadiri oleh seratusan orang itu, berlangsung meriah dan dinamis. Sejumlah gagasan dan pertanyaan kritis disampaikan oleh para mahasiswa Polteknik Negeri Batam itu. 

Editor: Dardani