Ayah Pembunuh Anak Harus Dihukum Berat
Oleh : Ahmad Rohmadi
Senin | 15-02-2016 | 12:27 WIB
jasad-balita-MM.jpg
Jasad balita berinisial MM saat diperiksa oleh petugas kamar mayat RS BP Batam. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kematian Muhammad Maulana (2,7) di tangan ME yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri membuat keprihatinan banyak pihak, terlebih lagi dengan caranya yang sangat sadis.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Batam, Nurmadiah berharap pelaku bisa dihukum dengan seberat-beratnya. "Jelas, harus dihukum seberat mungkin. Orangtua seperti itu adalah orang yang tidak mempunyai perikemanusiaan," kata Nurmadiah, Senin (15/2/2016).

Ia mengaku juga mengaku sedih melihat masih banyaknya kasus kekerasan dengan anak yang menjadi korban. Padahal menurutnya selama ini pihaknya sudah selalu mengingatkan kepada orang tua untuk selalu memperhatikan anak-anaknya.

Dalam kondisi apapun, katanya tidak benar orang tua memberikan perlakuan kekerasan kepada anak, pasalnya seorang anak  harus mendaptkan perlindungan bersama baik masyarakat dan juga pemerintah.

Sebelumnya, misteri tewasnya Muhammad Maulana, bocah 2,7 tahun yang mayatnya ditemukan mengapung di kolam depan rumahnya, Tanjunguma RT07 RW04, tepatnya di belakang pasar buah, Jodoh, Sabtu (13/2/2016) pagi, akhirnya terkuak.


Ia yang awalnya diduga tenggelam, ternyata dibunuh oleh bapaknya sendiri, ME. Terungkapnya kasus tersebut, setelah polisi melakukan penyelidikan dan mengotopsi tubuh korban di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP), karena ditemukan banyak kejanggalan pada tubuhnya.

Selain itu, pihak Polsek Lubukbaja yang mencurigai kematian Maulana, langsung menggiring ibu, Ss dan ME ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Awalnya ME tidak mengakui perbuatannya. Namun pada Sabtu sore, ia akhirnya tidak bisa mengelak dengan bukti-bukti yang ditemukan polisi.

Kapolsek Lubukbaja, Kompol I Dewa Nyoman ASN, saat dihubungi BATAMTODAY.COM, mengatakan, ME mengakui perbuatannya setelah dilakukan pemeriksan dan diinterogasi penyidik.

"Dugaan awal memang tenggelam. Tapi pada tubuh korban ditemukan bekas-bekas luka serta tubuhnya tidak membiru saat ditemukan. Padahal ia hilang sudah sejak Jumat (12/2/2016). Karena itu kita lakukan otopsi untuk menyelidikinya," terang Dewa, melalui sambungan telepon, Minggu (14/2/2016).

Editor: Dodo