Bersama Tangkal Radikal di Batam
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 14-01-2016 | 08:00 WIB
logo_gafatar.jpg
Logo Gafatar. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAM, tidak steril dari kelompok radikal dan sesat. Bahkan, Batam telah masuk dalam radar yang BNPT Pusat. Tak bisa sendirian menghadapi mereka, harus bersama dan bergandeng tangan. Berikut tulisan wartawan BATAMTODAY.COM, Irwan Hirzal mengenai kelompok radikal dan sesat di Batam. 


Seorang mahasiswi semester akhir jurusan matematika di Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam, Zefny Nelly, hilang berhari-hari. Mahasiswi berusia 21 tahun itu, hingga kini belum diketahui keberadaannya. Orang tuanya khawatir, putrinya itu terseret dalam kelompok radikal atau kelompok sesat lainnya. 

Sampai hari ini, belum jelas apa yang melatarbelakangi kepergian wanita berjilbab itu. Hilangnyanya Zefny Nelly ini menambah panjang daftar warga Batam yang menghilang demi mengikuti panggilan ideologi yang diyakini. Mulai dari Dwi Djoko Wiwoho, istri dan ketiga anaknya. 


Kini, Zefny Nelly yang menambah daftar nama itu. Meski nama organisasinya tidak sama, tapi memiliki kesamaan doktrin, yaitu meninggalkan keluarga, tanggungg jawab tempat bekerja dan berhijrah ke tempat yang lain bersama dengan komunitasnya. 

Keberadaan kelompok radikal dan sesat di Batam itu tidak dibiarkan begitu saja. Pergerakan mereka terus dipantau. "ISIS memang belum ada di Batam. Tapi kalau Gafatar sudah ada di Batam sejak dua tahun lalu, mereka tidak radikal, tapi terindikasi ajaran sesat," ungkap Nabhan menjawab BATAMTODAY.COM, Rabu (13/1/2016).

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Kementrian Agama (Kemenag), Sekupang Batam itu juga mengungkapkan, tidak hanya ISIS dan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang masuk ke Batam. Namun beberapa kelompok yang sudah berkembang di kota industri ini.

Menghadapi kelompok-kelompok tersebut, Kemenag Batam telah berkoodinasi dengan berbagai pihak, termasuk polisi dan Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Batam. Selain untuk mengumpulkan informasi kegiatan mereka, Kemenag Batam juga akan melakukan pendekatan dialogis dan ideologis. 

Dari data intelijen yang diterima Nabhan, Gafatar sudah pernah menyelenggarakan silaturahim antar agama di salah satu mall di Batam. "Salah satu misinya itu mereka bersilaturahim dengan antar agama. Kelompok ini tidak membedakan agama yang lain. Bahkan mereka sangat rajin menjalankan bakti sosial seperti donor darah," ungkapnya. 

Saat ini, info intelijen yang masuk ke Kemenag Batam, Gafatar berkantor di Komplek Taman Kurnia Djaja (KDA) Blok B Nomor 8 Batam Center. Mereka juga telah menjalankan program home schooling. 


Saat ini Kemenag Batam masih menyelusuri di mana home schooling yang dibuat Gafatar ini. Bagaimana ajaran yang mereka sampaikan kepada anak-anak didiknya. Namun diduga kuat, ajaran mereka keluar dari ajaran syariat Islam. "Ketika mendapat informasi adanya kelompok yang menyimpang, kita langsung turun dan menyelesaikan secara baik-baik," ujarnya.

Nabhan juga mengungkapkan, dalam menyaring informasi tentang adanya kelompok menyimpang, pihaknya hanya bisa sebatas mencari data dan mengantisipasi masyarakat agar tidak ikut kelompok tersebut, serta mengajarkan akidah yang benar.

"Kita tidak bisa nangkap, itu hanya kepolisian yang bisa bertindak. Tapi dalam kelompok menyimpang itu Majelis Ulama Indonesi (MUI) yang bertindak. Gafatar ini arahnya seperti Musodik dan tidak melakukan penyerangan seperti bom," paparnya. 

Untuk itu, dalam menggalang dukungan dan mempererat semua stakeholder di Batam, MUI Batama dalam waktu dekat ini akan melakukan rapat internal di Mesjid Raya Batam. Agendanya, mencari fakta dan data tentang Gafatar. "Dalam undangan MUI akan mengelar rapat, nanti kita akan fokus membahas Gafatar," tambah Nabhan lagi. 

Terbukti sudah, Batam lagi tidak steril dengan kegiatan jaringan kelompok radikal dan aliran sesat lainnya, termasuk, Gafatar. Apalagi, karena Batam sebagai kota terbuka dan memiliki akses ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia. 

Untuk itu, tidak bisa sendirian menghdapi mereka. Harus bergandeng tangan dan memperkuat koodinasi dengan semua pihak. Bersama, menangkal kelompok radikal dan sesat di Batam. 

Editor: Dardani