Kapolda Kepri Waspadai Pergerakan Gafatar
Oleh : Hadli
Rabu | 13-01-2016 | 18:40 WIB
IMG_20160113_154040.jpg
Kapolda Kepulauan Riau Pol Brigjen Sam Budigusdian. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapolda Kepulauan Riau Pol Brigjen Sam Budigusdian mengatakan, sudah mulai mewaspadai pergerakan Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) di Kepuluan Riau.

"Karena daerah kita ini kan daerah transit. Dari beberapa peristiwa ini (PNS dan Pengurus Gafatar yang hilang) banyak yang ditangkap di daerah lain," ujarnya, Rabu (13/1/2015). 

Kata dia, wilayah Kepri merupakan wilayah kepulauan. Sehingga pintu masuk itu sangat banyak. Dengan demikian, tambahnya, Polri membutuhkan kerja sama semua instansi termasuk wartawan. 

Gafatar merupakan organisasi terlarang yang paling sering berganti nama. Sebelum menggunakan nama Gafatar, nama yang digunakan adalah Milah Abraham. Organisasi tersebut juga sempat berganti nama menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKSA). 

Milah Abraham dicap sebagai komunitas ajaran sesat karena mencampuradukkan ajaran Islam, Nasrani, dan Yahudi. Kelompok ini sempat marak di Depok, Jawa Barat, pada 2010.


Belakangan ini, beberapa warga Yogyakarta dan sekitarnya hilang diduga ikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Diduga ada empat orang yang berasal dari DIY hilang karena mengikuti gerakan ini. 

Adapun dr Rica Tri Handayani dan anaknya, Diah Ayu Yulianingsih, seorang ibu putra satu anak dari Sleman, seorang PNS RSUP Dr Sardjito berinisial ES, serta Ahmad Kevin Aprilio pelajar SMA yang hilang bersama ayahnya.

Catatan BATAMTODAY.COM, Gafatar terbentuk di Kepri sejak 1 Oktober 2011 dan berkantor di Ruko Odessa Batam Centre, Batam. Sampai itu, jumlah anggota Gafatar Kepri telah mencapai 560 orang yang tersebar di Batam, Tanjungpinang, Tanjungbalai Karimun, Bintan, dan Lingga.

Sejak terbentuk sudah beberapa kegiatan yang dilaksanakan Gafatar Kepri, seperti gotong royong, bakti sosial, bazar kesehatan, pengobatan gratis, seminar lingkungan hidup bersama Green Teacher Indonesia, pencegahan anti kanker bersama Lembaga Antisipasi Kanker Indonesia, dan pelatihan Basarnas PMI.

Editor: Dardani