Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 Batam, Tingkatkan Kapabilitas Produk Dalam Negeri di Pasar Global
Oleh : Aldy Daeng
Kamis | 04-07-2024 | 19:04 WIB
Pre-IOG-SCM1.jpg
Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam. (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam menjadi momentum penting bagi industri hulu migas nasional untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produk dalam negeri agar mampu bersaing di pasar global.

SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya meningkatkan kemampuan pemain dalam negeri sehingga produk barang dan jasa yang dihasilkan dapat diserap oleh industri hulu migas nasional maupun internasional.

"Pelaksanaan Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam menjadi penting karena di sini berkumpul penyedia barang dan jasa core (inti) yang langsung mengerjakan berbagai produk barang dan jasa terkait aktivitas hulu migas nasional," kata Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti, usai acara pembukaan hari kedua, Kamis (4/7/2024).

Menurutnya, aktivitas industri hulu migas saat ini sedang meningkat dengan telah disetujuinya beberapa proyek strategis hulu migas ke depan. Beberapa proyek tersebut antara lain KKKS ENI Muara Bakau, KKKS Petronas, dan KKKS INPEX Masela.

Proyek pengembangan industri hulu migas saat ini berfokus pada area lepas pantai, yang memerlukan persiapan matang menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan pengembangan di area darat.

"Kombinasi market intelligence dan kolaborasi dapat menghasilkan operasi yang lebih efisien, mengurangi risiko bisnis, dan meningkatkan profitabilitas jangka panjang," ujarnya.

Pejabat Gubernur Riau, SF Hariyanto, yang turut hadir di acara pembukaan, menyampaikan apresiasi atas capaian kinerja SKK Migas dan KKKS, khususnya di Provinsi Riau. Provinsi Riau adalah penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia saat ini, dengan kinerja lifting migas mencapai 180.000 BOPD atau 30 persen dari lifting nasional.

"Saya mengharapkan kita semua tetap fokus dan bersinergi menjalankan program hulu migas tahun 2024 agar memberikan dampak bagi Provinsi Riau melalui dana bagi hasil Migas, participaty interest (PI) 10 persen, dan efek berganda pengembangan masyarakat," ujar Hariyanto.

Shinta kembali menambahkan, para mitra yang terlibat dalam proyek hulu migas harus memastikan ketersediaan pendanaan yang cukup untuk menghindari kemungkinan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek. Salah satu alternatif pembiayaan adalah pengajuan pinjaman ke lembaga keuangan atau kerja sama dengan mitra investasi melalui kemitraan usaha patungan atau dengan investor swasta.

Hari kedua Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam menampilkan dua sesi diskusi kelompok (FGD) yang membahas solusi untuk mengatasi berbagai tantangan krusial di industri hulu migas. Salah satu topik yang dibahas adalah solusi pembiayaan proyek, mengingat proyek-proyek di sektor ini sering memerlukan investasi besar dengan risiko signifikan.

Sesi FGD lainnya membahas penguatan galangan kapal nasional dalam mendukung operasional hulu migas. Diskusi dan presentasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kapasitas dan kapabilitas produk-produk nasional serta memajukan industri hulu migas Indonesia secara keseluruhan.

Proyek offshore cenderung memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena infrastruktur yang rumit, biaya logistik, dan risiko operasional yang lebih besar. Tekanan untuk mengurangi biaya produksi sering menjadi tantangan bagi operator.

"Perlu kerja sama antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan solusi yang berkelanjutan. Keterlibatan industri galangan kapal di dalam negeri sangat penting dalam menunjang aktivitas KKKS di sektor migas," kata Shinta lagi.

Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam tidak hanya menjadi wadah untuk berdiskusi, tetapi juga sebagai ajang untuk membangun kolaborasi yang kokoh dan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan sektor migas di Tanah Air.

Selama dua hari kegiatan, Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam diramaikan dengan kegiatan pameran yang terdiri dari 23 booth kemitraan dan beberapa booth yang memfasilitasi para vendor untuk lebih mengenal SCM di Industri Migas.

Editor: Yudha