Dukung Hilirisasi, Hasyim Djojohadikusumo Bangun Pabrik Solder di Batam
Oleh : Adly
Jum\'at | 10-05-2024 | 15:04 WIB
1005_Pabrik-Solder-batam_034935483548.jpg
Komisaris Utama PT Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo, saat Ground Breaking PT STANIA, di Kabil, Kota Batam, Jumat (10/5/2024). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pengusaha ternama Indonesia, Hasyim Djojohadikusumo, membuka pabrik solder PT Solder Tin Andalan Indonesia di Batam.

PT Solder Tin Andalan Indonesia atau disebut STANIA, merupakan perusahaan afiliasi Arsari Tambang yang bergerak di bidang Industri Pembuatan Logam Dasar Bukan Besi. Pabrik solder tersebut dibangun di Kawasan Industri Green Energi Kabil, Kota Batam.

Komisaris Utama PT Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo, menyampaikan target produksi fase pertama yakni 2 ribu ton solder per tahun. Dengan omset Rp 1,2 triliun per tahun. Tujuan utama adalah ekspor, hasil dari pabrik ini dibutuhkan oleh alat elektronik, pabrik seperti handphone, tv dan mobil listrik.

"Menurut dari konsultan kami, bisa solder ini bisa berkembang dan kompetitif bisa menghasilkan 16 ribu ton per tahun. Artinya bisa dikalikan investasi, nilai ekspor dan jumlah tenaga kerja yang terserap," ucap Hasyim Djojohadikusumo, usai acara Ground Breaking PT STANIA, di Kabil, Jumat (10/5/2024).

Dijelaskan Hasyim, hadirnya PT Solder Tin Andalan Indonesia adalah bentuk komitmen dukungan terhadap pemerintah dalam program hilirisasi mineral timah. Dengan tujuan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas, memperkuat infrastruktur industri dalam negeri, serta meningkatkan peluang usaha di Indonesia dengan tersedianya lapangan pekerjaan baru.

"Saya kira sebagaimana diketahui media bahwa program hilirisasi dimulai sebetulnya cukup lama dan memang betul betul adalah suatu program inti daripada pemerintahan Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin, dan akan diteruskan oleh presiden terpilih Prabowo Gibran," kata Hashim di lokasi.

Hashim menyebutkan, PT Solder Tin Andalan Indonesia akan memproduksi solder berbahan dasar timah yang memiliki bentuk bervariasi mulai dari solder wire hingga solder paste. Dengan sistem produksi low carbon emission yang memanfaatkan bahan baku timah ingot, yang juga diproduksi dengan menggunakan sistem rendah karbon dari PT Arsari Tambang, PT Solder Tin Andalan Indonesia akan menjadi salah satu penyedia produk-produk solder utama dan terbaik di dunia yang mendukung industrialisasi Indonesia dan menjadi salah satu pemasok solder terpercaya.

"Ini gunanya adalah untuk alat alat elektronik misalnya untuk mobil-mobil listrik, telepon genggam apakah, alat-alat televisi maka lebih baik bisa juga untuk radio. Segala hal elektronik itu perlu solder timah," terang Hasyim.

Dalam kesempatan yang sama, Komisaris PT Solder Tin Andalan Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, menjelaskan perusahaan ini ditargetkan dapat membawa omset hingga Rp 1,2 triliun per tahun dan nilai investasi awal pembangunan pabrik mencapai Rp 100 miliar. Bahkan investasi awal termasuk pembangunan pabrik dan permodalan bisa mencapai Rp 400 miliar.

"Pasar yang mungkin kita bisa dapat mungkin sampai 16 ribu ton solder per tahun dengan omset Rp 1,2 triliun. Ini target kami ketika perusahaan ini sudah mulai beroprasi di Kota Batam," katanya.

Aryo memaparkan, untuk saat ini banyak timah dari Indonesia yang diekspor ke negara seperti Taiwan, Korea Selatan, India, Amerika, Eropa dan China. Selain memproduksi solder secara efisien dengan menggunakan proses produksi, sistem, dan bahan baku yang rendah emisi karbon, PT STANIA juga menerapkan standar international ISO 9001 pengendalian mutu, standar internasional ISO 14001 pendekatan terstruktur untuk perlindungan lingkungan, standar internasional ISO 50001 terkait energi, dan standar internasional ISO 45001dengan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dalam pengelolaan keselamatan kerja dalam setiap kegiatan operasionalnya secara berkelanjutan.

"Kami juga membangun kapasitas personel yang berkualitas sehingga setiap karyawan memiliki kompetensi di bidangnya dan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan," pungkas Aryo Djojohadikusumo.

Acara Ground Breaking tersebut juga dihadiri langsung oleh Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad; Wali Kota/Kepala BP Batam, Muhammad Rudi; Kapolda Kepri, Irjen Pol Drs Yan Fitri Halimansyah beserta jajaran, dan sejumlah Forkopimda Kepri dan Kota Batam.

Editor: Gokli