Berharap DPR RI Panggil BP Batam dan Moya dkk

Layanan Air Bersih Makin Buruk, Lik Khai Khawatir Investor Hengkang dari Batam
Oleh : Aldy
Selasa | 05-12-2023 | 15:32 WIB
Lik-Khai5.jpg
Ketua Komisi I DPRD Batam, Lik Khai. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Komisi I DPRD Batam, Lik Khai mengaku pusing saban hari mendapat aduan dari masyarakat terkait buruknya pelayanan air bersih di Kota Batam.

Pipa bocor menjadi pemandangan sehari-hari masyarakat. Hal ini berimbas terganggunya distribusi air bersih ke pelanggan, baik rumah penduduk maupun kawasan bisnis/industri.

Menurut Lik Khai, kekecewaan masyarakat akan buruknya layanan air bersih ini semakin memuncak. Diperparah tak jelasnya pihak yang bertanggungjawab akan persoalan yang terjadi ini, di mana ada banyak nama badan usaha yang muncul dalam pengelolaan air bersih, seperti PT Moya Indonesia, PT Batam Hilir, PT Batam Hulu serta SPAM Batam.

"Kondisi layanan air bersih di Batam saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Masyarakat teriak air mati, tetapi tak ada solusi. Malahan yang muncul pipa bocor di mana-mana," ungkap Lik Khai, yang saban hari mendapat pengaduan masyarakat akan buruknya layanan air bersih, Selasa (5/12/2023) saat ditemui di Batam Center.

Dikatakan Lik Khai, DPRD Batam memiliki keterbatasan untuk menuntaskan persoalan ini. Di mana, BP Batam selaku perwakilan pemerintah yang membawahi pengelolaan air ini merupakan mitra kerja DPR RI.

"Karena itu kita sangat berharap Komisi VI DPR RI juga memanggil BP Batam dan semua badan usaha yang terlibat dalam pengelolaan air bersih di Batam. Kalau ini dibiarkan terus menerus, tidak menutup kemungkinan semua investor akan hengkang dari Batam," kata Legislator Partai NasDem itu.

Layanan air bersih, bagi Lik Khai, salah satu faktor pendukung untuk menarik investor. Saat ini, Pemerintah Pusat tengah gencar-gencarnya menarik invesotor masuk ke Batam.

"Kalau air aja tak ngalir gimana investor mau masuk, yang ada malah hengkang. Jadi persoalan ini juga perlu sampai kepada Presiden Joko Widodo," ujarnya.

"Bagaimana kita ingin mempertahankan investor yang ada, kalau di kawasan bisnis saja kesusahan air hingga 5 hari. Ini sangat buruk di mata pengusaha," kesalnya.

Menurutnya, buruk layanan air bersih merupakan kemunduran di Kota Batam. "Disaat pengusaha ingin fokus mengembangkan bisnis. Alih-alih harus memikirkan bagaimana mengisi bak penampungan air, ini sangat lucu. Kemaren berapa hari Nagoya lumpuh, Hotel, Restoran, semua menjerit, air tak ngalir," sambungnya.

Dikatakannya, alasan yang diberikan oleh pengelola air selalu sama, pipa bocor, pipa ketimpa alat berat, ini akibat pelebaran jalan dan lain sebagainya. Baginya, setelah lebih kurang 4 tahun mengelola air, sudah selayaknya dilakukan evaluasi.

"Setiap mati air, selalu itu alasannya, apalagi ini sudah hampir 4 tahun. Kalau yang betul itu 6 bulan atau setahun sudah selayaknya dievaluasi, kalau pelayanan buruk," tegasnya.

Ditambahkannya, saat ini hampir semua pemangku kepentingan (yang berada di lingkup politik) terfokus pada Pileg, Pilpres dan Pilkada, sehingga kepentingan masyarakat sedikit terabaikan. "Kita liat di sini pada fokus pada politik. Semua selalu urusan politik yang diutamakan. Maksud saya, mari kita fokus dulu kepada pelayanan masyarakat," tutup Lik Khai.

Editor: Gokli