Demo Pengungsi Afghanistan Macetkan Jalan Raja Haji Fisabilillah Batam Center
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Rabu | 12-01-2022 | 13:08 WIB
demo-bikin-macet1.jpg
Aksi demo pencari suaka Afganistan. (Putra Gema/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Jalan protokol Raja Haji Fisabilillah Batam Center macet total akibat aksi demo pencari suaka Afghanistan, Rabu (12/1/2021).

Aksi yang dilakukan di badan jalan tepat di depan Perumahan Royal Grande Batam Center ini berlangsung sejak Pukul 11.15 WIB.

Akibat dari aksi yang memakan setengah badan jalan tersebut, aktivitas pengendara yang melintasi kawasan tersebut terhambat. Arus lalu lintas terpantau padat akibat dari aksi yang dilakukan puluhan pengungsi ini. Macet pun tidak terhindarkan.

Menggunakan spanduk dan poster bertuliskan kalimat-kalimat kritikan yang ditujukan kepada UNHCR, mereka meminta agar United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) memindahkan mereka ke negara ketiga.

Dalam orasinya, salah satu pencari suaka Afganistan, mengatakan bahwa unjuk rasa ini tidak ada masalah dengan pemerintah Indonesia dan pihaknya mengaku hanya menyuarakan pendapat dan tuntutan kepada UNHCR.

"Kami mengucapkan Terimakasih kepada negara dan Pemerintah Indonesia. Unjuk Rasa yang kami lakukan ini kami suarakan ke UNHCR, karena kami sudah terlalu lama di Indonesia," kata orator.

Dijelaskannya, bahwa selama ini pihaknya tidak mendapatkan kepastian darj UNHCR untuk kembali memindahkan para pencari suaka ke negara ke-3. Bahkan, dijelaskannya tidak adanya kepastian dari UNHCR ini sudah berlangsung lebih dari puluhan tahun lamanya.

"Kami menyuarakan aspirasi agar bisa dipindahkan ke negara ke-3 oleh organisasi yang bertanggungjawab akan nasib kami," ujarnya.

Sejumlah negara ketiga sebagai Negara yang berjanji untuk menampung pencari suaka itu adalah, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan New Zealand.

Ia menyebutkan hingga saat ini, ratusan pencari suaka yang difasilitasi IOM dan UNHCR, telah menunggu sejak tahun 2000 lalu hingga saat ini, namun belum juga dipindahkan ke negara ketiga.

"Kami mohon kepada pemerintah Indonesia bisa menyampaikan aspirasi kami ini ke PBB, dan kami tahu Indonesia pasti bisa," tegasnya.

Menurutnya, walaupun para imigran ini diberikan gedung parlemen di pengungsian, tapi tetap tidak akan ada artinya karena tidak memiliki masa depan dan akan menjadi pengungsi terus menerus.

Sebagaimana diketahui, ratusan warga Negara asing pencari suaka akibat perang dan kerusuhan di negaranya ini, hingga saat ini masih mengungsi di sejumlah daerah di Indonesia.

Di provinsi Kepri sendiri, ratusan imigran pencari suaka ini ditampung dan difasilitasi oleh International Organization for Migration atau Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di sejumlah tempat di Batam, Bintan dan Tanjungpinang.

Editor: Yudha