Pencari Suaka Asal Afghanistan Kembali Demo Desak UNHCR Pindahkan Mereka ke Negara Ketiga
Oleh : Putra Pamungkas
Rabu | 12-01-2022 | 12:20 WIB
demo_afganistan-batam-01.jpg
Puluhan pencari suaka asal Afghanistan, terdiri dari orang dewasa dan anak-anak, duduk di jalan protokol Raja Haji Fisabilillah, Batam Center. (Putra/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Puluhan pengungsi atau pencari suaka asal Afghanistan di Kota Batam kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan perumahan Royal Grande, Batam Center, Kota Batam, Rabu (12/1/2022).

Dalam aksi yang digelar sejak pukul 11.15 WIB itu, puluhan pencari suaka yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak ini secara serentak duduk di jalan protokol Raja Haji Fisabilillah.

Menggunakan sepanduk dan poster bertuliskan kalimat-kalimat kritikan yang ditujukan kepada UNHCR, mereka meminta agar United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) memindahkan mereka ke negara ketiga.

Dalam orasinya, salah satu pencari suaka Afganistan, mengatakan bahwa unjuk rasa ini tidak ada masalah dengan pemerintah Indonesia dan pihaknya mengaku hanya menyuarakan pendapat dan tuntutan kepada UNHCR.

"Kami mengucapkan Terimakasih kepada negara dan Pemerintah Indonesia. Unjuk Rasa yang kami lakukan ini kami suarakan ke UNHCR, karena kami sudah terlalu lama di Indonesia," kata orator, Rabu (12/1/2022).

Dijelaskannya, bahwa selama ini pihaknya tidak mendapatkan kepastian darj UNHCR untuk kembali memindahkan para pencari suaka ke negara ke-3. Bahkan, dijelaskannya tidak adanya kepastian dari UNHCR ini sudah berlangsung lebih dari puluhan tahun lamanya.

"Kami menyuarakan aspirasi agar bisa dipindahkan ke negara ke-3 oleh organisasi yang bertanggungjawab akan nasib kami," ujarnya.

Sejumlah negara ketiga sebagai Negara yang berjanji untuk menampung pencari suaka itu adalah, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan New Zealand.

Ia menyebutkan hingga saat ini, ratusan pencari suaka yang difasilitasi IOM dan UNHCR, telah menunggu sejak tahun 2000 lalu hingga saat ini, namun belum juga dipindahkan ke negara ketiga.

"Kami mohon kepada pemerintah Indonesia bisa menyampaikan aspirasi kami ini ke PBB, dan kami tahu Indonesia pasti bisa," tegasnya.

Menurutnya, walaupun para imigran ini diberikan gedung parlemen di pengungsian, tapi tetap tidak akan ada artinya karena tidak memiliki masa depan dan akan menjadi pengungsi terus menerus.

Sebagaimana diketahui, ratusan warga negara asing pencari suaka akibat perang dan kerusuhan di negaranya ini, hingga saat ini masih mengungsi di sejumlah daerah di Indonesia.

Di Provinsi Kepri sendiri, ratusan imigran pencari suaka ini ditampung dan difasilitasi oleh International Organization for Migration atau Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di sejumlah tempat, di Batam, Bintan dan Tanjungpinang.

Editor: Yudha