Revitalisasi Museum Raja Ali Haji, Plang Nama Baru Telah Terpasang
Oleh : Nando Sirait
Rabu | 22-01-2020 | 10:04 WIB
museum-batam1.jpg
Museum Raja Ali Haji di Dataran Engku Putri Batam Centre. (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Plang nama Museum Raja Ali Haji di Dataran Engku Putri Batam Centre telah terpasang menggantikan tulisan MTQ Nasional XXV.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Batam, Ardiwinata menuturkan pemasangan plang tersebut berupakan bagian dari revitalisasi Museum Raja Ali Haji oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI senilai Rp 500 juta.

"Proyek revitalisasi mulai 2019 lalu dengan anggaran sekitar Rp 500 juta," ujar Ardi saat dikonfirmasi, Rabu (22/1/2020).

Untuk proyek revitalisasi tidak hanya berhenti di pemasangan plang nama namun juga perbaikan pada sisi lainnya seperti plafon lantai 1, area parkir, pintu, dinding, hingga penambahan unit AC.

"Itu tahap awal dulu, saat ini tulisannya memang masih berwarna putih. Nantinya akan kita hias dan ditambah lampu sehingga cantik seperti Dataran Engku Hamidah," ungkapnya.

Revitalisasi gedung bekas Astaka MTQ ini, memang sangat diperlukan karena jarang digunakan. Padahal lokasi ini selalu menjadi incaran wisatawan jika melewati Alun-Alun Engku Putri Batam Centre. Pihaknya menargetkan bulan ini pengerjaan revetalisasi museum rampung di tahun 2020.

"Kami perkirakan akhir bulan ini revitalisasi selesai. Biar kita langsung mempromosikan ke wisatawan baik domestik atau mancanegara," lanjutnya.

Selain itu Museum Raja Ali Haji Batam mengusung konsep linimasa. Dimana perjalanan sejarah Batam sejak masa Kerajaan Riau Lingga hingga saat ini tergambar dalam museum. Nantinya sejarah Kota Batam juga akan dituangkan dalam bentuk dua dimensi.

Foto-foto tiap masa ditempel di dinding museum secara berurutan. Dari Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Batam (OB), BJ Habibie, lalu KotaAdministratif, masuk Sejarah Astaka, dan Khasanah Melayu.

"Termasuk masa pembangunan infrastruktur atau Batam sekarang semua bisa dilihat di sini (Museum). LAM juga akan memberikan benda-benda pusaka sejarah melayu," jelasnya.

Museum ini juga akan diisi berbagai benda yang terkait dengan kebudayaan masyarakat melayu di Batam. Seperti peralatan tradisional, upacara adat, pakaian adat, peninggalan sejarah, hingga keramik-keramik kuno.

Ardi mengatakan kehadiran museum ini diharapkan dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Sekaligus untuk memenuhi kebutuhan warga Batam dalam mendapatkan informasi seputar sejarah peradaban di Batam.

"Selain menjadi destinasi wisata. Museum ini juga sebagai edukasi bagi pelajar di Batam," harap pria kelahiran Selat Panjang itu.

Editor: Yudha