Lapas Barelang Miliki Skema Khusus Atasi Pasokan Air ATB yang Bermasalah
Oleh : Hendra Mahyudi
Kamis | 22-08-2019 | 14:52 WIB
mobil-atb.jpg
Supply air melalui tangki ATB di Lapas Kelas IIA Barelang Batam. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Imbas dari kebocoran pipa DCIP 600 mm ATB di Duriangkang, membuat aliran air menjadi terhentinya aliran air bersih di kota Batam. Hal ini juga turut dialami Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) kelas IIA Batam yang berada di jalan Trans Barelang, Kecamatan Sagulung Batam.

 

Meski begitu, jauh hari sebelum kejadian ini pihak Lapas telah mengantisipasi menggunakan skema khusus agar kelangkaan air tidak terjadi di lingkup lapas, hal ini tentu demi menimalisir pemicu kejadian fatal yang dapat membuat situasi menjadi tidak kondusif.

"Kalau ditanyain aliran air lancar apa tidak, di kami (lapas) ya lancar aja, karena jika terjadi kekurangan debit (pasokan air) ATB kami biasanya langsung nelfon pihak terkait dan sejauh ini mereka cukup responsif," ujar Kalapas Kelas IIA Barelang Batam, Surianto.

Ia katakan, di Lapas ada skema yang diakali agar kendala air tidak menjadi momok yang dapat membuat pemicu terjadinya kejadian chaos di dalam Lapas, seperti yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara 2013 silam.

Lanjutnya, Lapas Barelang memiliki 4 tangki penampungan air sehingga ketika terdapat kemacetan pengisian air di tangki tersebut, ia akan langsung menghubungi ATB agar segera dikirimi tangki airnya.

"Seperti kejadian kemarin. Selepas kita isi selama 2 sampai 3 jam dan tangki masih belum penuh kita langsung telfon ATB, dan mereka antarkan 2 tangki air," ujar Kalapas Kelas IIA, Surianto.

Selama ini pengisian air di 4 bak penampungan yang ada diskemakan dalam waktu 2 jam, dan itu untuk tangki 1 dan 2 (depan). Lalu pada 2 jam berikutnya pihak Lapas akan memindahkan pengisian yang didistribusikan dari tangki depan ke tangki bagian belakang, yakni tangki 3 dan 4 (tangki yang menyuplai air ke blok tahanan).

"Siklusnya begitu. Tangki 1 dan 2 ada di depan yang langsung diisi dari pipa ATB dan kita tanam di dalam tanah, nah dari tangki itu selepas mendekati penuh baru kita alirkan ke tangki 3 dan 4 yang ada di belakang (blok tahanan)," jelasnya.

Selepas itu, otomatis di tangki 1 dan 2 air tentu akan berkurang, karena dialirkan ke tangki di blok tahanan. Dan setelah tangki 3 dan 4 penuh yakni selama 2 jam maka selepas itu otomatis tangki depan harus penuh lagi, karena harus menyuplai air dari siang hari.

"Yakni dimulai dari pukul 10:30 WIB s/d 12:00 WIB siang, karena orang mau shalat dan wudhu," terangnya.

Maka skemanya kata Kalapas, yakni ketika dalam hitungan waktu 2 jam air di tangki depan tidak penuh maka petugasnya pasti akan langsung menelfon ATB.

"Dalam jangka paling lama 1 jam ATB selalu kirimkan mobil tangkinya airnya. Karena kapasitas tangki di lapas ini dalam 1 kali putaran pemakaian air bisa menghabiskan 2 tangki yang ada, itu dikarenakan yang akan mengkonsumsi air itu ada 1.300 orang (over capacity). Itu di luar konsumsi masjid dan dapur, masih regularnya aja. Jadi kami fokuskan kontrolnya di bak 1 dan 2," lanjut Kalapas.

Tambahnya, sehingga jika dibiarkan dalam kurun waktu 2 jam tangki depan tidak terisi begitu selepas ditutup (tidak dialirkan ke tangki yang ke-3 dan 4 ), terus belum terisi 2/3 tangki maka pihak lapas akan langsung menghubungi ATB, karena kalau nunggu sampai tangki kering baru dihubungi maka otomatis tangki 3 dan 4 kosong, dan itu bahaya karena skema waktu pengisian adalah 2 jam.

"Kalau air terputus dalam 6 jam, perhitungan kami itu bisa chaos lapas kita. Pasti napi bakalan bisa ngamuk karena tidak dapat air dalam 6 jam makanya kami punya spare waktu 4-5 jam. Jadi saya tak mau ambil resiko dan saya skemakan 2 jam dengan menugaskan pejabat tertentu untuk mengurusnya. Jadi kalau belum penuh dalam 2 jam maka akan kita telfon langsung pihak ATB," pungkasnya.

Editor: Dardani