Komisi VI DPR RI Dukung BP Batam Tingkatkan Pelabuhan Batuampar Jadi Hub Logistik
Oleh : Redaksi
Kamis | 11-07-2019 | 10:28 WIB
hub-batuampar.jpg
Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady bersama rombongan Komisi VI DPR RI saat kunjungan kerja ke Batam. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, masa persidangan V tahun sidang 2018-2019. Pertemuan antara BP Batam dan Komisi VI berlangsung di Restoran Golden Prawn, Kecamatan Bengkong, Rabu (10/9/2019) siang.

Dito Ganinduto, selaku pimpinan rombongan kunjungan kerja Komisi VI DPR RI menyampaikan, kunjungan kerja ke Batam guna mengevaluasi persoalan pembangunan dan pengembangan Batam ke depan, salah satunya pengembangan Pelabuhan Batuampar.

"Salah satu persoalan di Batam ini mengenai pengembangan pelabuhan logistik di Pelabuhan Batuampar. Ada beberapa hal yang masih kurang sesuai yang diharapkan di Pelabuhan Batuampar saat ini, yakni kurang memadai fasilitas bongkar muat dan tingginya biaya pengiriman sehingga tidak efisien," ujar Dito.

Ia menjelaskan, saat ini, investor yang masuk ke Batam sudah meningkat dengan baik. Fasilitas yang ada di Batam harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, seperti pelabuhan.

Semakin banyak investor yang melakukan investasi, maka fasilitas infrastukturnya juga harus diperbaiki, khususnya pelabuhan.

"Pihaknya akan menyampaikan kepada pemerintah, khususnya Kemenko Perekonomian, untuk dapat merealisasikan perluasan Pelabuhan Batuampar, sehingga ke depannya pelabuhan ini bisa menjadi fasilitas yang memadai," imbuh Dito.

Kunjungan tersebut disambut baik oleh Kepala BP Batam Edy Putra Irawady, yang didampingi oleh Anggota 3/Deputi Bidang Sarana Usaha, Dwianto Eko Winaryo.

Edy menyampaikan, BP Batam dalam menyusun rencana strategis (Renstra) tahun 2020-2024 mendatang dengan berpatokan kepada pembangunan ekonomi dan pembangunan infrastruktur Batam dalam 4 sektor prioritas utama.

Adapun empat sektor prioritas utama, yakni pengembangan industri manufaktur yang berorientasi pada industri bernilai tambah tinggi. Kedua, pengembangan sektor jasa seperti MRO (maintenance and overhaul), shipbuilding dan shipyard.

Ketiga, pengembangan logistik hub yang berskala internasional pengembangan pelabuhan transhipment. Terakhir, pengembangan pariwisata seperti pengembangan objek wisata yang berskala internasional serta industri kreatif.

"Salah satu fokus BP Batam pada sektor prioritas pembangunan Batam, yakni memperbaiki dan mengembangkan logistik hub seperti fasilitas di Pelabuhan Batuampar. Kondisi semula kapasitas di pelabuhan ini memang sangat terbatas hanya beroperasi untuk 400.000 TEUs. Hal ini yang mengakibatkan pola perdagangan biaya logistik di Batam sangat tinggi," ungkap Edy.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, tata kelola logistik di pelabuhan yang masih dilakukan perusahaan logistik asal Singapura secara door-to-door.

Kedua, menghadapi beban handling cost. Ketiga, fasilitas bongkat muat kontainer tidak teratur kurang dari standar kepelabuhan. Sehingga rencana kedepannya, BP Batam segera melakukan perbaikan di Pelabuhan Batuampar.

Edy Putra berharap Komisi VI DPR RI dapat membantu terealisasinya anggaran untuk Pelabuhan Batuampar, untuk dikembangkan jadi hub logistik internasional. Barang logistik yang masuk ke Batam selanjutnya akan dikirim ke Singapura dan berbagai negara lainnya.

Editor: Gokli