Pemkab Samosir Jajaki Peluang Kerjasama dengan ATB
Oleh : Redaksi
Rabu | 19-06-2019 | 19:52 WIB
kunjungan-pemkab-samosir1.jpg
Presiden Direktur ATB Benny Andrianto saat menjelaskan keunggulan SCADA ATB kepada Wakil Bupati Kabupaten Samosir, Juang Sinaga di Kantor Pelayanan Pelanggan ATB Sukajadi. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, menjajaki peluang kerjasama pengelolaan air dengan PT. Adhya Tirta Batam (ATB). Pemerintah Kabupaten Samosir menilai, kehadiran ATB sebagai perusahaan pengolahan air di Samosir akan turut mendorong pertumbuhan wilayah tersebut.

"Samosir sudah menjadi Kawasan Strategis Nasional untuk pariwisata. Infrastruktur air menjadi sangat penting, sehingga harus dikelola oleh perusahaan profesional. ATB adalah perusahaan yang kami lihat memiliki kapasitas tersebut," ujar Wakil Bupati Samosir Juang Sinaga.

Pemkab Samosir telah melakukan survey terhadap sejumlah perusahaan pengolahan air yang ada di Indonesia. Menurut Juang, hasil survey menunjukkan bahwa ATB merupakan perusahaan terbaik, dengan sistem pengelolaan paling efisien yang ada di Indonesia.

Sebagai kawasan strategis nasional, kebutuhan air bersih di Samosir tidak hanya untuk penduduk setempat. Kota yang berada di tengah danau Toba ini dikunjungi sekitar 1 juta turis setiap tahunnya, dan akan terus bertambah seiring pengembangan kawasan Danau Toba.

Pemkab Samosir harus memastikan, kebutuhan air bersih untuk para wisatawan yang datang bisa diakomodir dengan baik. Selama ini kebutuhan tersebut belum dikelola optimal, karena distribusi air bersih hanya difokuskan pada pemukiman padat penduduk.

"Sudah waktunya ATB juga ada di Samosir, ini impian kami. Air adalah infrastruktur utama setelah jalan," jelasnya.

Juang bersama timnya diterima oleh Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto, di kantor ATB pada Senin (17/6/2019) silam. Selain mendapat penjelaan dari Benny Andrianto, delegasi Pemkab Samosir juga berkesempatan mengunjungi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Muka Kuning dan Duriangkang. Menurutnya, sistem IT yang digunakan oleh ATB berada jauh di atas ekspektasinya.

"Jika 25 persen saja dari yang kami lihat disini bisa diterapkan di Samosir, maka masalah pengolahan dan distribusi air bersih bisa langsung selesai," jelasnya.

Presiden Direktur ATB Benny Andrianto didampingi sejumlah Direksi dan Manajemen, menyambut baik kunjungan dari Pemkab Samosir. Benny memaparkan sejumlah pengalaman ATB dalam mengelola air bersih di Batam.

Batam merupakan pulau tanpa sumber air alami, sehingga murni hanya mengandalkan air hujan yang ditampung di waduk-waduk yang ada di Batam. Kendati curah hujannya cukup tinggi ketimbang daerah lain di Indonesia, namun intensitasnya terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

Namun dengan keterbatasan sumber air baku, ATB mampu menjaga ketersediaan air bersih untuk berbagai kebutuhan. Baik untuk kebutuhan rumah tangga, hingga kebutuhan industri yang beroperasi di Batam dengan harga yang murah.

Untuk menjaga efisiensi produksi tanpa mengganggu kontiunitas pasokan air, ATB memanfaatkan teknologi informasi. Kini ATB mampu mengontrol proses dari hulu hingga hilir melalui sistem Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) yang terintegrasi dengan Geographic Information System (GIS).

Untuk mengoptimalkan efisiensi, ATB juga memasang sejumlah Loger pada pipa. Dengan demikian, ATB mampu memonitor meteran, tekanan, hingga kebocoran. Dengan cara tersebut, ATB mampu meengefisiensi kebocoran hingga hanya 16 persen pertahun.

"Dengan sistem IT yang kami miliki, kontrol, dan fungsi operasi bisa dijalankan dari ruang kontrol. Bahkan kontrol buka tutup valve di outlet tanki bisa dilakukan melalui hape," jelas Benny.

Hari kedua kunjungan, Pemkab Samosir dibawa berkunjung ke IPA Muka Kuning dan IPA Duriangkang. Disana mereka melihat langsung pengoperasian sistem SCADA yang terintegrasi dengan GIS untuk memonitor proses operasional, distribusi hingga kebocoran.

Juang Sinaga tampak tertarik mendengar penjelasan manajemen ATB mengenai penggunaan SCADA dari masih air baku hingga didistribusi kepada pelanggan paling jauh.

Setelah melihat proses monitoring dan kontrol menggunakan SCADA, Juang bersama timnya dibawa menuju Lab Kalibrasi meteran dan Lab uji. Dalam Lab Uji, Juang menyaksikan proses uji sample air dengan menggunakan peralatan modern. Dengan demikian, kualitas air yang didistribusikan kepada pelanggan dipastikan sesuai dengan standar badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO).

Kualitas air yang diproduksi ATB kembali dibuktikan saat Juang bersama timnya berkunjung ke Dam Duriangkang. Manager Produksi ATB, Estiyudi Listyadi, menunjukan kepada Juang perbedaan air yang sudah diolah ATB dengan air baku.

Juang tampak kagum dengan kualitas air yang dilihatnya. Air yang keluar dari proses pengolahan sudah langsung diminum. Juang membuktikannya sendiri dengan meminum air menggunakan tangannya. "Segar sekali airnya," ujar Juang.

Editor: Yudha