Banjir di Ruli Pandan Aran Diduga Akibat Pembangunan Akses Jalan oleh Salah Satu Pengembang
Oleh : Hendra Mahyudi
Minggu | 12-05-2019 | 13:04 WIB
banjir_ruli_pandan_aran.jpg
Banjir melanda ruli Kampung Tembes Pandan Aran diduga akibat akses pembangunan jalan (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Banjir dadakan melanda beberapa rumah warga yang tinggal di rumah liar (Ruli) Kampung Tembesi Pandan Aran. Penyebab utama banjir adalah pembangunan jalan milik salah satu pengembang yang merusak saluran drainase utama.

Pantauan BATAMTODAY.COM di lokasi kejadian, Sabtu (11/5/2019) sore kemarin, jalan yang dibangun terlihat lebih tinggi dari perumahan warga, dan juga membuat aliran air atau drainase di sekitar area juga terganggu dan tersumbat. Tanah penimbun jalan tersebut juga terlihat menutupi drainase.

"Tanggal 26 April kemarin awalnya, hujan turun, air meluap menggenangi rumah kami, awalnya bisa kami selesaikan dengan cara mengurut (menusuk dengan kayu) gorong-gorong itu, dan air kembali surut," ujar Mulyono (59) saat diwawancara BATAMTODAY.COM.

Kendati begitu, hujan yang terus turun membuat saluran drainase semakin tersumbat akibat pembangunan jalan di atasnya. Warga mengatakan tersumbat karena bebatuan yang digunakan menimbun jalan. Hingga aliran drainase menjadi kecil dan tidak lagi lancar.

"Kami sudah coba urut lagi, dan tidak bisa lagi, banyak bebatuan dan aliran air menjadi tidak lancar," lanjutnya.

Sementara itu, warga mengatakan jauh hari saat awal pembangunan jalan mereka telah sempat mengajukan protes akan hal ini, baik ke pihak pengembang maupun lewat jalur birokrasi terdekat.

"Kita udah protes kok mas sama developer, sama RW juga kita sampaikan, sampai lurah. Tapi katanya hanya nanti akan diperbaiki, gitu saja.," terang Mulyono lagi.

Tak banyak yang diharapkan dan diminta warga sejauh ini, mereka hanya ingin saluran drainase itu diperbaiki atau pipanya diganti dengan yang lebih besar, agar akses jalur air menjadi lancar.

Sementara itu, Lurah Kibing, Erwin saat diwawancara pewarta mengatakan, bahwa proses perbaikan drainase ini butuh waktu dan dia sendiri telah menyampaikan ini ke pihak kecamatan.

Kendati begitu, sejak tanggal 26 April kemarin warga masih terus tinggal di tenda pengungsian hidup lewat bantuan warga dan pihak swasta, jauh dari kata uluran tangan pemerintah, kecuali dua tenda dari Dinas Sosial.

Editor: Surya