Perayaan Imlek, Akulturasi Agama, Seni Budaya dan Kuliner Tionghoa
Oleh : Hendra
Rabu | 06-02-2019 | 09:04 WIB
imlek-2570.jpg
Malam perayaan Imlek 2570 di bilangan Nagoya, Batam. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Imlek senantiasa dirayakan dengan gegap gempita oleh segenap etnis Thionghoa di penjuru dunia. Tak ketinggalan juga di Kota Batam, yang notabene banyak dihuni oleh warga Thionghoa.

Berbagai atraksi dicampur-baurkan dalam rupa akulturasi (pembauran beragam unsur) seni budaya, kuliner, dan ritual keagamaan yang tak lain untuk memperingati tahun baru lunar (kalender) China, yang pada tahun ini merupakan ke-2570.

Selain itu Imlek juga merupakan hari lahirnya Buddha Maitreya. Sosok Buddha yang mencintai semua makhluk hidup, semua yang berkepribadian luhur. Di mana kebahagian dan optimisme adalah prisisip hidupnya yang ditandai dengan warna Merah Merona," ujar Alfin Oyolanda, Humas Maha Vihara Duta Maitreya Monastery, Selasa (5/2/2019).

Bahkan, dalam perayaan Imlek, tidak hanya kembang api yang menghiasi langit Batam. Di setiap tahun perayaan, ratusan hingga ribuan lampion turut menghiasi indahnya berbagai sudut kota, dengan dominasi warna Merah dan Kuning Emas.

Semua dipajang berjejeran di atas langit-langit jalan Kota Batam, seperti di kawasan Nagoya, yang dimulai dari pusat perbelanjaan, jalan-jalan utama dan Klenteng yang menjadi tempat ibadah tri dharma (tiga agama), yakni agama Buddha Mahayana, Konghucu, dan Taoisme.

"Kita menyebutnya tri dharma, yang terdiri dari agama Buddha, Konghucu, dan Taoisme," lanjut Alfin.

Meski sejak 1968 sampai 1999, semasa pemerintahan Presiden Soeharto, perayaan Imlek sempat dilarang melalui Instruksi Presiden nomor 14 tahun 1967, namun sekarang, kebebasan itu telah kembali mereka dapatkan ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres nomor 14 tahun 1967 dan mengeluarkan, Kepres nomor 19, Senin (09/04/2001) silam.

Sejak Kepres tersebut diterbitkan, perayaan Imlek mulai dipertontonkan dan tak hanya indentik dengan praktik keagamaan, mereka mulai masuk ketahap akulturasi unsur sosial, tradisi seni budaya dan kuliner khas etnis Tionghoa seperti yang disajikan di Maha Vihara Duta Maitreya Monastery, Selasa (05/02/2019).

"Dengan adanya perpaduan ini, Imlek menjadi acara besar yang lebih dominan unsur kebudayanya, sedangkan unsur keagamaan lebih kepada prosesi sembahyang untuk memperingati hari lahir Budha Maitreya saja," jelasnya.

Selain agenda budaya yang dihadirkan, Alfin juga mengatakan, Imlek juga menghadirkan kebahagiaan bagi semua umat. Memberikan makan vegetarian secara gratis, jeruk berkah dan jeruk bahagia, dan perayaan yang sifatnya menyeluruh kepada siapa saja bahkan untuk umat agama lainpun.

Editor: Gokli