BI Prediksi Petumbuhan Ekonomi 2018 Capai 3,1 Persen
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 28-02-2018 | 19:38 WIB
Kepala-Bank-Indonesia-Provinsi-Kepri,-Gusti-Raizal-Eka-P.jpg
Kepala Bank Indonesia Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka P (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri pada 2018 akan menyentuh 2,7 sampai 3,1 persen (yoy). Perkiraan itu meningkat dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya sebesar 2,01 persen.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka P, mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Kepri 2018 secara keseluruhan hanya diangka 2,7 - 3,1 persen. Namun prediksi bisa mengalami penurunan, akibat tidak seimbangnya perumbuhan ekonomi Kepri.

"Target 3,1 persen 2018, perkiraan kita memang lebih meningkat dibandingkan tahun lalu. Tapi level tertinggi 3,1 persen ini belum bisa mengimbangi kinerja pertumbuhan ekonomi. Karena perlambatan kenerja sektor utama di Kepri seperi konstruksi dan pertambangan," ujar Gusti, Rabu (28/02/2018).

Meskipun demikian, Gusti mengaku tetap optimis pertumbuhan ekonomi lebih meningkat dari prediksi. Karena banyak proyek pengembangan lokasi strategis yang diwancanakan Pemerintah Provinsi Kepri/Kota maupun BP Batam.

Ia berharap proyek pengembangan infrastruktur seperi Pelabuhan Bongkar Muat Batuampar, Tanjungsauh, dan logistik bisa terealisasi. Sehingga dapat mendorong perumbuhan perekonomian yang lebih baik dan seimbang.

"Ada beberapa infrastruktur yang akan dikembangkan, tapi belum direalisasikan sampai saat ini. Kita tidak pesimis, tapi level ekonomi kita baru 3,1 persen," ungkapnya.

Gusti menilai, target 7 persen dalam perumbuhan ekonomi Batam dalam kurun waktu 2 tahun akan tercapai. Tergantung pada realisasi wancanan BP Batam bersama Pemko Batam, bisa dilaksanakan secepat mungkin.

"Capaian 7 persen angka tergantung pada eksekusinya. Ini baru rencana, belum ada yang dilakukan, kami akan cermati itu. Investor banyak invetasi di Batam, itu baru komitmen, belum melaksanakan konstruksi," kata Gusti.

Gusti menambahkan, BI akan terus mencemati pengembangan infrastruktur strategis yang diwancanakan pemerintah. Di samping itu, target inflasi 2018 sebesar 3,5 persen atau lebihdari 1 persen dari tahun sebelumnya. Itu disebabkan peningkatan tarif Bahan Bakar Minyak (BBM), karena mengikuti kenaikan harga migas dunia.

Serta peningkatan konsumsi rumah tangga menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, juga dapat memicu Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) serta Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices).

"Tantangan 2018 memang adanya kenaikan minyak dunia, itu akan bedampak pada tekanan harga. Positif secara global, tapi perkiraan pertumbuhan ekonomi secara dunia sudah mengalami peningkatan. Tentu ini menjadi sesuau yang positif dan membaik, tapi harus dicermati juga. Pantau secara hati-hati terhadap dampak ekonomi global," pungkasnya.

Editor: Udin