Kontraktor Belum Penuhi Panggilan PPNS, Proyek Pematangan Lahan di Tembesi Tetap Disegel
Oleh : Yosri Nofriadi
Kamis | 08-02-2018 | 14:40 WIB
segel-dlh11.jpg
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam menyegel proyek pematangan lahan di samping Perum Taman Anugerah Tembesi. (Foto: Yosri)

BATAMTODAY.COM, Batam - Proyek pematangan lahan di samping Perumahan Taman Anugerah, Kelurahan Tambesi, Kecamatan Sagulung masih disegel oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, Kamis (8/2/2018). Sudah dua pekan proyek tersebut dihentikan kerena di protes warga.

Pihak kecamatan bersama Dinas Lingkungan Hidup mengaku tidak akan membuka segel tersebut sebelum pihak proyek datang menunjukan surat perizinan yang ada.

"Kami sudah panggil tapi mereka belum datang sampai sekarang. Segel itu tak akan dilepas sebelum mereka menunjukan surat perizinan yang sah," ujar Camat Sagulung Reza Khadafy, Kamis (8/2/2017).

Penghentian proyek itu diakui Reza sudah sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Jika ada aktifitas pembangunan yang tidak dilengkapi dengan dokumen perizinan yang sah, maka bisa dilakukan penyidikan sehingga pihak proyek diberi sanksi sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku.

"Aktivitas proyek itu lantaran mengganggu kenyamanan warga sekitar, penyemipitan alur sungai. Saat diminta izinya pihak proyek tidak bisa menunjukan. Itu kan sudah bermasalah mau tak mau harus disegel," ujar Reza lagi.

Baca: Proyek Pematangan Lahan di Samping Perum Taman Anugerah Tambesi Tidak Berizin

Ketua RT02 RW15 Eko Pujo Kusumo mengatakan, aktivitas proyek itu mengangu kenyamanan lingkungan tempat tingal mereka. Selama ini kendaraan operasional proyek itu selalu lalu lalang melintas di jalan lingkungan perumahan mereka. Jalan menuju ke perumahan Taman Anugerah itu jadi rusak dan berdebu. Alur sungai yang menjadi pembuangan warga Batuaji dan Sagulung dekat pemukiman mereka juga dipersempit.

"Mereka juga menimbun pinggiran sungai. Kalau dibiarkan sungai ini dipersempit nanti warga yang kena imbasnya," ujar Eko.

Editor: Yudha