Raibnya Kapal Tangkapan Berbendera China di Anambas

Diduga Masih Ada Crew Bersembunyi Saat Pemeriksaan
Oleh : Freddy Silalahi
Minggu | 23-04-2017 | 15:30 WIB
kapal keruk Chuang Hong 68.jpg

Kapal Keruk KM Chuang Hong 68 berbendera China yang raib. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Raibnya Kapal MV Chuan Hong 68 (bobot 8352 GT) berbendera China, diduga dibawa kabur oleh crew kapal yang bersembunyi di dalam deck kapal. Hilangnya kapal tersebut pada posisi pengkapan awal saat lego jangkar, yakni pada titik 02 . 38" 180" N - 105 . 13" 460" E, perairan sebelah Barat Posal Letung, Jemaja dengan jarak 45 Nm.

 

‎Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Tarempa, Letkol Laut (P) Johan Wahyudi menuturkan, Kamis (20/4/2017) Patkamla Siantan menemukan kapal berbendera China yang membawa besi dan tembaga cagar budaya berkisar 1000 ton. Selanjutnya, 3 personil WFQR IV Tarempa melakukan pemeriksaan, dan tidak ditemukan dokumen yang sah sesuai UU Pelayaran yang berlaku di Republik Indonesia.

"Pada Kamis pukul 07:30, Patkamla sedang melakukan patroli, karena ada gerak yang mencurigakan, Patkamla kembali ke dermaga Letung untuk mengisi BBM. Selanjutnya dilakukan pencarian disebelah Barat, tetapi tak ketemu. Berkisar pukul 15:30 Patkamla menemukan sosok kapal yang berbendera China dan dilakukan pemeriksaan, ternyata tidak ditemukan dokumen yang sah. Selanjutnya, satu pers Posal dan dibantu 3 nelayan bergerak menuju posisi kapal itu ditemukan menggunakan pompong. Hal ini dilakukan untuk penguatan penjagaan," jelas Johan, Minggu (23/4/2017).

Johan menceritakan, kapal berbendera China tersebut ditemukan pada titik, 02° 38" 180” N - 105° 13" 460” E ‎yang masih masuk perairan teritorial Republik Indonesia. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap 20 crew kapal (17 China, 2 India, 1 Malaysia), petugas berniat ingin melakukan pemeriksaan lanjutan di Posal Letung, Jemaja.

"Patkamla membawa 20 crew ke Posal Letung, dan 1 personil bersama dengan nelayan ditugaskan berjaga di kapal MV Chuang Hong 68. Menjelang matahari terbenam, dan MV Chuan Hong sudah dianggap kosong, personil melakukan penjagaan di pompong, dengan pertimbangan 2 crane yang berada di kapal itu bergerak secara tiba-tiba, dan menyebabkan kapal oleng," jelasnya.

"Bila anggota pengawas lelah atau istirahat di deck dikhawatirkan ada crew lain yang dapat membahayakan keselamatan anggota pengawas. Masih belum diketahui adanya crew lain dari MV Chuan Hong - 68 yang masih berada di kapal itu, selain 20 personel WNA yg sudah diamankan. Saat pemeriksaan lanjutan sekitar pukul 18.30 di deck 3 ditemukan 2 orang crew berusaha lari dan masuk ruangan, kemudian dikejar setelah terdesak berupaya melakukan perlawanan. Kemudian ditemukan 1 orang crew lainnya di control room. Anggota jaga berfikir masih ada crew lainnya yang siap bertahan dan melakukan serangan, sehingga diputuskan untuk kembali ke pompong," tambahnya lagi.

Dia menjelaskan, ‎pada pukul 22:30 WIB, personil yang berada di pompong baru menyadari bahwa kapal telah hilang dari posisi semula, diduga MV Chuan Hong 68 melarikan diri dikarenakan masih ada crew lain yang bersembunyi di kapal, selain 20 orang pertama yang telah diamankan sehingga kapal masih dapat dioperasikan.

"Dugaan kami, masih ada crew yang bersembunyi dikapal dan tidak mau keluar saat pemeriksaan," ungkapnya.

‎Diterangkannya, adapun upaya tindakan yang sudah dilakukan oleh Koarmabar selaku Komando Atas dalam melaksanakan pencarian MV Chuan Hong 68 adalah memerintahkan KRI Pulau Rangsang – 727.

"Pada pukul 20:45 WIB KRI Pulau Rangsang-727 menerima perintah menuju posisi 02 38" 180” U / 105 13" 460” T guna mengawal kapal tangkapan Lanal Tarempa, jarak KRI Pulau Rangsang-727 dengan posisi kapal tangkapan 35 Nm. Pada skala radar 24 Nm KRI Pulau Rangsang-727 mendapatkan kontak radar di sekitaran posisi yang ditentukan, kontak radar tersebut diam (jarak 27 Nm). Seketika kontak radar mulai ada pergerakan, kontak split menjadi dua (jarak 25 Nm). ‎Kemudian kontak radar bergerak ke barat dengan kecepatan 5 knot. Tiba-tiba kontak radar cenderung mengapung dan larut ke barat dengan kecepatan 1,1 knot (jarak 22 Nm). Dapat dipastikan MV Chuan Hong 68 menuju arah barat (perairan malaysia) dengan kecepatan 5 knot," terangnya.

‎Tidak sampai disitu, kata Johan, Koarmabar mengerahkan, PESUD (Pesawat Udara) U-618 (radius pencarian 125NM Dari Titik Penangkapan) ,GKBA mengerahkan, KRI KUJANG-642 (melaksanakan pencarian di Perairan Pulau Jemaja Bagian Selatan). KRI TENGGIRI-865 (melaksanakan pencarian di Perairan Pulau Jemaja Bagian Timur). GPBA mengerahkan, KRI DIPONEGORO-365 (melaksanakan pencarian di Perairan Selat Singapura).

KRI PULAU RANGSANG-727 (melaksanakan pencarian di Perairan sekitar Pulau Jemaja) . KRI BARAKUDA-633 (di Batam-Proses Bekul). KRI SURIK-645 (melaksanakan pencarian di Perairan Selat Karimata/Utara P.Serutu). KRI KELABANG-826 (melaksanakan pencarian di Perairan Selat Sunda). KRI HALASAN-630 (melaksanakan pencarian di Perairan Utara Tanjung Berakit). PESUD P-852 (radius pencarian 125NM Dari Titik Penangkapan)

"Armada laut sudah dikerahkan untuk mencari MV Chuan Hong 68 dari semua lini. Bahkan Lantamal IV melaksanakan upaya pendeteksian dengan menggunakan AIS Marine Traffic. Artinya kita upayakan agar ancaman laut ini tidak terulang lagi, dan harus ditindak tegas, karena mengganggu keamanan NKRI," ujarnya mengakhiri seraya menyusun rencana penanganan 20 WNA yang berhasil diamankan ke Posal Letung, Jemaja.

Editor: Surya