APHA Kumpulkan 10 Ribu Tanda Tangan Tolak Keberadaan PT KJJ di Anambas
Oleh : Freddy Silalahi
Minggu | 05-06-2016 | 16:57 WIB
APHA_KJJ.jpg

Aliansi Penyelamat Hutan Anambas (APHA) mengumpulkan 10 ribu tandatangan masyarakat Anambas terhadap penolakan PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ). (Foto: BATAMTODAY.COM/Freddy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Aliansi Penyelamat Hutan Anambas (APHA) mengumpulkan tanda tangan masyarakat Anambas untuk penolakan perkebunan milik PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ). APHA saat ini sedang menggesa target 10.000 tanda tangan dari seluruh masyarakat Anambas terkait penolakan PT KJJ yang ingin membuka perkebunan karet seluas 3.605 hektar di Pulau Jemaja.

Koordinator APHA, Arpandi, mengakui hal tersebut juga dilakukan untuk menepis pernyataan Kapolda Kepri Brigjen Polisi Sam Budigusdian, yang mengatakan penolakan dimotori oleh oknum yang menginginkan jabatan direktur di PT KJJ.

"Kita murni ingin menyelamatkan hutan di Anambas demi anak cucu kita ke depannya. Kita juga ‎ingin mendukung Bupati yang menyatakan penolakan terhadap kehadiran PT KJJ. Saat ini, kita sedang mengumpulkan tanda tangan sekaligus cap jempol masyarakat terhadap penolakan PT KJJ. Sebanyak 52 desa yang ada di Anambas akan kita sosor. Tidak hanya melibatkan LSM dan OKP, peran masyarakat juga sangat berpengaruh untuk menjaga hutan," katanya Minggu (5/6/20016).

Pihaknya juga masih menunggu jawaban dari Kapolda Kepri mengenai identitas oknum yang menginginkan jabatan direktur di PT KJJ tersebut. Baca juga: APHA Desak Kapolda Sebut Oknum yang Inginkan Posisi Direktur di PT KJJ

Arpandi menambahkan, setelah mengumpulkan tanda tangan serta cap jempol masyarakat, pihaknya langsung menyerahkan kepada Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, sebagai bukti bahwa masyarakat menolak kehadiran PT KJJ di Pulau Jemaja.

"Intinya, kita ingin menyelamatkan dan menjaga hutan di Anambas ini. Kita harus syukuri tanpa hutan kita akan menderita. Sebab, air bersih yang kita peroleh adalah dari hutan itu sendiri. Kalau hutan ditebang, tentu masyarakat yang menderita,"‎ tegasnya.

Sementara itu, Komisi III DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas Jasril juga ikut serta menyatakan penolakan terhadap kehadiran PT KJJ. Dia sangat menyayangkan, letak geografis Anambas hanya memiliki 2 persen daratan namun digunakan sebagai lahan perkebunan oleh investor asing.

"Kita bukan anti investor, tetapi kedatangan investor ini berdampak pada sosial. Jangan sampai ada perang saudara, itu yang kita antisipasi. Kita harus satukan suara demi kepentingan kita bersama. Kita harus menyelamatkan hutan," ujar politisi PAN itu.

Expand