TNI AL Tenggelamkan Tiga Kapal Asing di Anambas
Oleh : Nursali
Rabu | 19-08-2015 | 09:28 WIB
kapal_nelayan_asing_ditenggelamkan_pakai_peledak_di__perairan_Tanjung_Pedas_Tarempa.JPG
Salah satu kapal ikan asing yang diledakkan TNI AL di perairan Tanjugnpedas, Anambas. (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Tiga kapal ikan asing akhirnya di tenggelamkan oleh TNI AL, Selasa (18/8/2015). Ketiga kapal asing tersebut ditangkap karena melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Anambas dan Natuna.

Tiga kapal yang ditenggelamkan tersebut di antaranya KM Sinar Petromax 017 (KG 92826 TS) dengan bobot 65 Gross Ton, KM Sinar Petromax 011 (KG 93167 TS) dengan bobot 70 GT sebelumnya ditangkap oleh KRI Teuku Umar-385, dan KM Laut Natuna-15 dengan bobot 105 GT yang diamankan oleh Kal Baruk Lanal Tarempa.

Pada saat proses peneggelaman kapal tersebut, tim telah mempersiapkan bahan peledak dalam kapal dan setelah diberikan aba-aba untuk penenggelaman dengan hitungan mundur. Suara dentuman ledakan sampai menggetarkam KRI Kujang yang membawa rombongan penjabat Bupati Kepulauan Anambas dan berbagai SKPD.

Komandan Pangkalan Laut Tarempa, Letkol Tomy Erizal, mengatakan, peneggelaman kapal dengan cara diledakkan itu dengan menurunkan tim dari Satkopaska, sekoci karet, KP Ketipas, Napoleon dan KRI Kujang. Ketiga kapal ditenggelamkan itu sudah memiliki dasar hukum dan prosesnya sudah persetujuan dari pengadilan.

"Tiga kapal asing kita tenggelamkan di perairan Tanjungpedas, Siantan. Ketiga kapal merupakan tangkapan TNI AL yang beroperasi di wilayah perairan Natuna dan Anambas," kata Danlanal, Tomy Erizal kepada sejumlah wartawan, usai penenggelaman kapal asing itu, Selasa (18/8/2015) siang.

Tomy menambahkan, penenggelaman kapal di perairan Anambas sudah ketiga kalinya dilakukan. Hal ini untuk memberikan efek jera terhadap kapal nelayan asing yang melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia, khususnya perairan Kepululauan Anambas.

"Peneggelaman kapal di Anambas sudah ketiga kali ini. Total kapal ditenggelamkan sudah ada 11 kapal, delapan ditenggelamkan di Anambas dan tiga kapal lagi ditenggelamkan di perairan Natuna beberapa waktu lalu," ujarnya.

Selain memberikan efek jera, Tomy berharap bangkai kapal yang telah ditenggelamkan dapat menjadi rumah ikan yang diharapkan berdampak pada masyarakat nelayan. "Kita berharap bingkai kapal ini nantinya akan menjadi rumpun tempat bersarangnya ikan," katanya.

Menurut Tomy, penenggelaman kapal juga bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi nelayan lokal karena kapal nelayan asing tidak akan berani lagi masuk ke perairan Indonesia khusunya di perairan Anambas. Danlanal juga menegaskan akan memberikan tindakan tegas terhadap kapal nelayan asing yang memasuki perairan Indonesia tanpa izin.

"Dengan penenggelaman kapal ini kapal nelayan asing tidak akan berani lagi memasuki perairan kita. Jika ada kapal nelayan asing masuk keperairan kita akan diberikan tindakan tegas," kata Tomy.

Sementara Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Eko Sumbaryadi, mendukung tindakan TNI AL itu. Bahkan dirinya mengapresiasi langkah yang diambil oleh TNI AL agar nelayan lokal tidak terganggu melakukan pencarian ikan.

"Kita sangat mendukung penenggelaman kapal ini. Agar kapal asing jera, mereka tidak akan mencuri ikan kita lagi. Apalagi peledakan ini tepat waktu sesuai dengan rencana. Kita sangat mendukung langkah ini," katanya.

Sementara Ketua HNSI Kabupaten Kepulauan Anambas, Tarmizi, mengatakan, sebagai nelayan sangat mendukung penenggelaman kapal sehingga tidak ada proses lelang lagi. Jika selama ini proses lelang dilakukan yang membeli adalah penduduk Indonesia, namun dananya berasal dari negara tetangga asal kapal yang dilelang itu.

"Kita sangat mendukung penenggelaman kapal ini. Jika sebelumnya dilakukan proses lelang yang menang lelang adalah warga kita namun uangnya milik pemilik kapal itu juga. Ketika sudah selesai lelang kapal kembali kepada pemilik kapal karena ketika di laut tidak akan bisa diawasi lagi. Kapal itu kembali lagi kepemiliknya dan melakukan pencurian ikan kembali," kata Tarmizi. (*)

Editor: Roelan