Kuota Solar Dikurangi, Nelayan Anambas Mengeluh Tak Bisa Melaut
Oleh : Fredy Silalahi
Senin | 18-04-2022 | 19:58 WIB
audensi-HNSI.jpg
HNSI saat audiensi dengan DPRD dan OPD terkait di Lantai II Sekretariat DPRD Anambas, Senin (18/4/2022). (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kepulauan Anambas mengeluhkan kelangkaan BBM jenis solar, yang menjadi penyebab nelayan tidak melaut selama 3 minggu belakangan.

Sekretaris HNSI Kepulauan Anambas, Dedy Syahputra, menyampaikan, persoalan tersebut sudah berlangsung sejak Maret 2022 lalu. Namun tidak ada respon atau inisiatif dari pemerintah paerah.

"Persoalan ini sudah 3 minggu tidak teratasi, sehingga pada hari ini kami mendesak DPRD dan OPD terkait melakukan rapat. Karena persoalan ini menyangkut kebutuhan orang banyak, karena masyarakat kita mayoritas berprofesi nelayan," ujar Dedy, Senin (18/4/2022) ketika rapat dengan DPRD yang diwakili oleh Wakil Ketua I, Syamsil Umri dan anggota DPRD, Jasril Jamal beserta OPD terkait.

Dedy menyampaikan, persoalan tersebut harus segera diatasi. Pasalnya, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi nelayan selama bulan puasa dan hari raya nanti.

"Kami butuh solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang. Karena kebutuhan pokok masyarakat sudah mendesak," jelasnya.

Dedy juga mendapat informasi kalau kuota BBM solar di Kepulauan Anambas dikurangi sepihak oleh Pertamina. Untuk itu, HNSI mendesak DPRD maupun OPD terkait agar mengkonfirmasi hal tersebut kepada Pertamina.

"Persoalan mengurangi kuota BBM Solar ini terjadi setiap tahun di Anambas, dan tahun (2022) ini yang menjadi terparah. Seharusnya kuota BBM Solar di Anambas bertambah, namun justru terbalik. Sementara armada tangkap di Anambas setiap tahun bertambah di Anambas," tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kepulauan Anambas, Syamsil Umri mengakui kelangkaan BBM Solar di Anambas disebabkan oleh pengurangan kuota BBM. "Tiga titik agen terbesar di Anambas yaitu di Siantan mengalami penurunan kuota 74 persen, yang semula 100 Kiloliter menjadi 26 Kiloliter, di Air Sena semula 340 Kiloliter menjadi 221 Kiloliter, di Jemaja semula 100 Kiloliter menjadi 40 Kiloliter. Kami yakin pengurangan kuota membuat kelangkaan solar di Anambas. Kuota ini berbanding terbalik dengan kebutuhan nelayan," ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kepulauan Anambas, Masykur mengakui kalau persoalan kelangkaan BBM dan pengurangan kuota BBM sudah tersebar Maret 2022 lalu. Bahkan DKUMPP sudah mengirimkan surat kepada Pemprov Kepri terkait hal tersebut agar kuota BBM Solar dikembalikan kembali ke kuota sebelumnya.

"Kita ada grup dengan desa dan kecamatan, sehingga informasi ini bisa kami dapatkan. Dan persoalan tersebut sudah kita sampaikan kepada Pimpinan serta sudah mengirim surat ke Pemprov Kepri. Namun yang menjadi kendala saat ini, data armada tangkap nelayan secara nyata belum ada pada kami. Sementara ini dibutuhkan untuk mengkalkulasikan kebutuhan secara menyeluruh," jelasnya.

Sementara itu, Plt Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan Kepulauan Anambas, Rova mengakui kalau data secara riil armada tangkap nelayan di Anambas belum diperbaharui untuk tahun 2022. "Jadi kita masih menggunakan data tahun 2021, saat ini kami masih melakukan pembaharuan data dengan bekerjasama dengan camat maupun aparatur desa," ungkapnya.

Editor: Gokli