Jelang Musim Utara, DKUMPP Anambas Pantau Ketersediaan Sembako
Oleh : Alfredy Silalahi
Selasa | 16-10-2018 | 15:52 WIB
pantau-pasar-anambas1.jpg
DKUMPP pantau Ketersediaan sembako di sebuah gudang milik distributor. (Foto: Alfredy)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Menjelang musim angin utara, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdangangan dan Perindustrian (DKUMPP) Kabupaten Kepulauan Anambas pantau ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako) di sejumlah toko Tarempa, Kecamatan Siantan. Pasalnya, toko di Tarempa merupakan panutan ketersediaan sembako untuk Kabupaten Kepulauan Anambas.

"Dari hasil pengecekan kita ke gudang milik distributor, ada stok gula sekitar 50 ton dan beras berbagai merk sekitar 140 ton. Jumlah ini masih mampu mengakomodir permintaan pasar selama satu hingga dua bulan ke depan," ujar Kabid Perdagangan DKUMPP Anambas, Evi, Selasa (16/10/2018).

Evi menguraiakan, sejauh ini harga kebutuhan pokok di Anambas masih terbilang normal. Karena transportasi laut masih rutin beroperasi.

"Harga memang dipengaruhi oleh ketersediaan barang. Dan transportasi juga sangat mempengaruhi. Karena sembako didatangkan dari Tanjungpinang dan Jakarta. Harga jual beras masih normal kisaran Rp14ribu hingga Rp16ribu tergantung merk. Sedangkan gula dijual Rp13 perkilogram," terangnya.

Salah satu distributor mengungkapkan, pihaknya memanfaatkan sejumlah transportasi laut untuk mendatangkan sembako ke Anambas. "Kalau dari tol lau paling hanya 20 ton, sedangkan dari KM Tenang Jaya bisa mencapai 50 ton. Mungkin ke depan kami akan mempebanyak stok untuk mengantisipasi kelangkaan pada musim utara," jelas Ahong, salah satu distributor di Tarempa.

Sementara, data dari prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarempa, musim utara di Anambas diperkirakan terjadi sejak November hingga Februari. "Berdasarkan klimatologinya, musim utara aktif mulai bulan November hingga Februari," ucapnya.

Pada musim utara tersebut, tranportasi di Anambas hanya dilayari oleh KM Bukit Raya, Tol Laut dan Sabuk Nusantara. Sementara fery cepat yang melayani rute Tanjungpinang-Tarempa-Tanjungpinang tidak beroperasi karena gelombang tinggi.

Editor: Yudha