Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemko, Berikanlah Bak Sampah Kontainer

Kami Ingin Pantai Nongsa Kembali Asri
Oleh : Hadli
Selasa | 15-08-2017 | 17:52 WIB
Pantai-Nongsa-dan-samapah.gif Honda-Batam
Salah satu pengunjung terlihat sedang memungut sampah plastik yang berserakan di bibir Pantai Nongsa (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pantai Nongsa adalah wilayah sejarah terbentuknya Batam dari cerita Nong Isa. Pada tahun 80-90 an, pantai ini dulunya merupakan satu-satunya tujuan wisata asing dan lokal.

Namun seiring perkembangan pembangunan dan penduduk, pantai Nongsa bukan lagi menjadi pilihan wisata bahari penduduk Batam. Banyak faktor yang menyebabkan pantai ini kurang diminati, salah satunya adalah kebersihan yang tidak terjaga.

Sampah-sampai pada berserakan di bibir pantai, yang membuat orang enggan singgah. Bahkan, banyak yang balik arah mencari pantai lainnya untuk bersantai ria setelah pemandangan disesaki tumpukan sampah.

Kini warga Nongsa Pantai menginginkan keasrian itu terwujud kembali. Tapi tidak semudah itu, ada tantangan yang dihadapi karena pelayanan sampah oleh pemerintah belum masuk di pemukiman mereka.

Dahlan, Ketua RT 1/ RW 06 Nongsa Pantai, Selasa (15/8/2017) menyampaikan, masyarakat membutuhkan bak sampah kontainer. Sebab, pengelolaan sampah di kawasan wisata pantai tersebut tidak optimal.

"Warga bingung setelah membersihkan sampah. Sampah itu hendak dibuang di mana, karena memang pemerintah belum menyediakan bak sampah di sini. Yang terjadi, warga akhirnya membuang sampah di pinggir-pinggir jalan, bahkan ada yang di laut," kata Dahlan saat ditemui di Nongsa Pantai.

Bila hal ini terus berlangsung, warga mengkhawatirkan jumlah pengunjung wisatawan akan terus berkurang. Sebab, pantai senantiasa ditumpuki sampah.



"Kami sudah minta pada saat musrenbang di Kantor Camat Nongsa. Tapi kecamatan tidak bisa berbuat banyak karena usulan pengadaan bak sampah kontainer harus dibahas di tingkat Pemko Batam," ujarnya.

Dia mengatakan, bak kontainer sampah tersebut sangat dibutuhkan sebagai tempat pembuangan akhir warga, agar tidak terjadi penumpukan dan berserakan di sekitar rumah warga dan diangkut dua kali dalam satu minggu.

"Kami susah siap membayar retribusi sama dengan resort yang ada di sini. Berapa pun nilainya yang penting tempat kami tidak lagi berserakan sampah," ujar Dahlan.

Menurut dia, tempat sampah yang ada, disiapkan warga secara swadaya. Dari 78 rumah dengan jumlah 98 Kepala Keluarga (KK) dan 20 warung sepanjang bibir pantai, sampah yang dihasilkam sangat banyak.

"Sampah yang bisa dibakar kami bakar, tapi sampah yang tidak bisa dibakar seperti plastik dan kelapa mau kami buang ke mana? Makanya banyak sampah yang berserakan di laut," keluh dia.

Pantauan di lapangan, sampah-sampah plastik terlihat berserakan di laut. Pada saat air surut, sampah tersebut tidak terlalu terlihat. Namun setelah air laut kembali pasang sampah-sampah itu semuanya terlihat jelas mengapung dan bertebaran di bibir pantai.

"Kami sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah Kota Batam. Berikanlah kami bak sampah kontainer satu unit aja, agar tempat kami bisa bersih kembali," tutup Dahlan.

Editor: Udin