Alami Patah Tulang

Anggota Mapala Stisipol Raja Haji Tanjungpinang Terjatuh dari Lantai 3 saat Flaying Fox
Oleh : Roland Hasudungan Aritonang
Rabu | 30-08-2017 | 18:26 WIB
flying-fox-Mapala-Stisipol-Raja-Haji-TPI.gif
Aksi flying fox Mapala Stisipol Raja Haji Tanjungpinang (Foto: Roland Hasudungan Aritonang)

BATAMTODAY.COM,Tanjungpinang - Muhamad Arifandi, mahasiswa semester 3 jurusan sosiologi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisipol) Raja Haji Tanjungpinang, terjatuh saat melakukan flaying fox untuk unjuk kebolehan pada acara pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiwa baru, Rabu (30/8/2017) sekitar pukul 09.15 Wib.

Akibatnya, Muhamad Arifandi yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) Stisipol Raja Haji itu mengalami patah tulang.

Ketua Yayasan Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, Hendri Sanofaka, mengatakan turut prihatin atas kejadian yang menimpa mahasiswanya.

"Kejadiannya tadi pagi. Saat anak-anak Mapala unjuk kebolehan tiba-tiba Arifandi terjatuh," ujar Hendri saat ditemui di Kampus Stisipol Raja Haji Tanjungpinang.

Setelah mengetahui kejadian itu, pihak kampus sendiri langsung melarikan korban ke Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib Tanjungpinang. Dari informasi yang didapat dari pihak rumah sakit, mahasiswa ini mengalami patah tulang pada tubuhnya.

"Kita belum tahu bagian mana yang patah tulangnya, sementara ini dokter masih melakukan CT Scan untuk memastikan apakah ada pendarahaan di kepalanya," ungkapnya.

Arifandi saat dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan sadar. Untuk saat ini pihak kampus sudah memerintahkan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala untuk mengecek apa peyebabnya, apakah murni kecelakaan.

"Kegiatan unjuk kebolehan dari setiap UKM ini baru pertama kali diadakan dan kegiatan dikontrol oleh seluruh pengurus Mapala dan kegiatan ini sudah ada izin dari kampus, tujuannya untuk menarik minat mahasiswa baru," ungkapnya.

Ketua Mapala Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, Gusti Haryadi Syahputra, menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan sudah standard dan safety dengan menggunakan alat yang khusus. Pihaknya pun telah mencoba dengan beban yang lebih berat.

"Sebelum melakukan atraksi, kami sudah melakukan percobaan. Kejadian ini di luar nalar kami," ungkapnya.

Menurutnya, anggota yang menjadi korban sudah melakukan pendidikan di Mapala dan sudah selesai, serta juga mendapatkan pendidikan lanjutan. "Artinya korban sudah terlatih, sudah melakukan latihan," katanya.

Editor: Udin