Akibat Hantaman Puting Beliung, Tukiman Terbaring Lemas
Oleh : Roland Aritonang
Kamis | 23-02-2017 | 15:27 WIB
tukimanlemas.jpg

Tukiman terbaring lemas seusai dihantam angin puting beliung. (Foto: Roland Aritonang)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Akibat hantaman angin puting beliung yang terjadi Rumah Penampungan WNI (Warga Negara Republik Indonesia (WNI) korban perdagangan orang Kemensos RI di Tanjungpinang, mengakibatkan Tukiman (42) yang berasal dari Jawa Timur, robek di perut, paha dan Kaki.

"Tadi awalnya saya itu mandi, di kamar mandi di sini dan setelah selesai mandi saya dengar angin kencang, ketika ingin keluar tiba-tiba pintu kamar mandi lepas dan serpihan kacanya mengenai saya," ujar Tukiman sambil terbaring lemas di tempat penampungan.

Setelah itu, dirinya dibantu oleh pegawai di sana untuk melakukan perobatan di salah satu Puskesmas yang ada di tempat itu.

"Saya kurang tahu Puskesmas tempat saya berobat tadi, soalnya sayakan baru dua minggu disini dan saya tidak pernah keluar," kata Tukiman lagi.

Baca: Angin Puting Beliung Hantam Rumah Penampungan Kemensos di Tanjungpinang

Akibat kejadian itu, kondisi korban tertidur lemas di musholah yang ada di rumah penampungan sambil meminum obat yang diberikan dokter.

Rumah Penampungan WNI (Warga Negara Republik Indonesia) korban perdagangan orang, Kemensos RI di Jalan Sungai Timun Senggarang Tanjungpinang, diterjang angin puting beliung, Rabu, pukul 11:45 WIB,
(23/2/2017).

Pantauan di lapangan, tampak kantor, mushollah dan rumah penampungan mengalami kerusakan sangat parah pada bagian atap. Kemudian, plafon dalam kantor juga mengalami kerusakan dan ada beberapa yang jebol akibat angin itu.

Tak hanya itu, beberapa kendaran roda dua, terseret angin puting beliung tersebut. Akibatnya seluruh para pegawai maupun TKI itu ketakuan melihat angin seperti itu.

Ryan (27) salah pegawai yang berada di tempat itu mengatakan, sebelum terjadi angin puting beliung ‎sempat melihat di atas hutan, sebelah kantor awan yang sangat tebal. Juga, disertai angin puting beliung.

"Awalnya awan tebal dulu, selanjutnya ada angi sampai mengangkat atap musholah dan angin puting ini juga sampai ke warung-warung warga yang di depan kantor ini," ujar Ryan

Editor: Dardani