Sriwijaya Parah, Cabe Merah untuk Tanjungpinang Dikirim ke Palembang
Oleh : Habibi Kasim
Minggu | 27-11-2016 | 13:30 WIB
Cara-check-in-Sriwijaya-air.jpg

BATAMTODAY, Tanjungpinang - Pasokan cabai merah ke Tanjungpinang terhambat datang dikarenakan kesalahan teknis. Maskapai Sriwijaya Air yang membawa 100 Kg cabai merah dari Yogyakarta ke Tanjungpinang itu, salah tujuan dibawa ke Palembang. Terkait hal tersebut, BUMD Tanjungpinang menyatakan,  maskapai Sriwijaya Air bersedia mengganti kerusakan cabai merah karena telah salah membawa cargo cabai merah tersebut ke Palembang.

"Pihak Sriwijaya bersedia mengganti kerugian cabai merah yang rusak, karena memang kesalahan pengiriman dari mereka," kata Dirut BUMD Tanjungpinang Asep Nana Suryana, saat dihubungi, Minggu (27/11/2016).

Menurut Asep, setelah disortir sekitar 50 persen kondisi cabai merah rusak dan tidak layak jual. Sementara sisanya dapat dijual ke masyarakat seharga Rp65.000 per kilogram.

Asep menceritakan bahwasanya cabai merah 100 kilogram yang dipesan BUMD dari Yogyakarta ke Tanjungpinang awalnya kesasar di Palembang (23/11/2016). Asep mengatakatan seharusnya cabai dari Yogyakarta terbang dengan Sriwijaya ke Jakarta. Setelah itu, dari Jakarta terbang ke Tanjungpinang.

"Anehnya, cabai dari Yogyakarta dibawa terbang Sriwijaya langsung ke Palembang, padahal bukan sekali ini saja kami melakukan pengiriman cabai dari Yogyakarta ke Tanjungpinang," tegasnya.

Mengingat salah alamat, cabai merah milik BUMD Tanjungpinang yang saat itu berada di Palembang diterbangkan kembali menggunakan Sriwijaya ke Yogyakarta.

Kata Asep, setelah cabai itu kembali ke Yogyakarta, barulah cargo 100 kilogram tersebut landing ke Batam Kepulauan Riau menggunakan Garuda pada Jumat (25/11/2016).

"Tiba di Batam sekitar pukul 10:00WIB, tertahan cargo dengan alasan tak jelas, baru bisa diambil pukul 14:00WIB dan tiba di Tanjungpinang pukul 17:00WIB," ujarnya.

Sebagai evaluasi, Asep mengaku sedang mempelajari rute penerbangan baru yakni Yogyakarta - Batam, untuk mengganti rute yang digunakan saat ini yaitu Yogyakarta - Jakarta - Tanjungpinang.

"Nanti dari Batam, cabai akan kami angkut dengan kapal ikan dan sayuran, agar tidak terjadi hal seperti ini," tegasnya.

Asep mengungkapkan bahwa cabai merah yang dipesan dari Yogyakarta tersebut adalah salah satu upaya BUMD bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Tanjungpinang untuk menekan lonjakan harga di pasar.

"Dengan cabai ini, kami bisa intervensi harga cabai di pasar sehingga tidak naik terlalu tinggi," tegasnya.

Asep mengatakan, dengan kondisi cabai yang hanya 50 kilo, BUMD masih sempat jual dengan harga Rp65.000 per kilogram untuk menekan Rp70.000 per kilogram harga cabai di Tanjungpinang.

Terkait hal ini, BATAMTODAY.COM belum dapat mengkonfirmasi pihak maskapai Sriwijaya.

Editor: Surya